"Tetapi Allah, yang menghibur orang-orang yang rendah hati, menghibur kami juga oleh kedatangan Titus."
Dalam perjalanan iman, kita seringkali dihadapkan pada berbagai ujian, kesulitan, dan penderitaan. Pergumulan hidup bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari tekanan pribadi, masalah keluarga, tantangan pekerjaan, hingga keraguan spiritual. Di tengah badai kehidupan ini, manusia secara alami mencari kekuatan, harapan, dan penghiburan. Alkitab, dalam 2 Korintus 7:6, menawarkan sebuah perspektif yang mendalam tentang sumber penghiburan sejati.
Ayat tersebut berbunyi, "Tetapi Allah, yang menghibur orang-orang yang rendah hati, menghibur kami juga oleh kedatangan Titus." Kata kunci di sini adalah "Allah, yang menghibur orang-orang yang rendah hati." Ini menegaskan bahwa penghiburan ilahi bukanlah sesuatu yang datang secara acak, melainkan sebuah janji yang berakar pada karakter Tuhan sendiri. Allah bukanlah sosok yang jauh dan acuh tak acuh terhadap penderitaan umat-Nya. Sebaliknya, Ia adalah sumber penghiburan yang aktif, terutama bagi mereka yang memiliki hati yang tulus dan rendah hati di hadapan-Nya.
Rendah hati di sini tidak berarti lemah atau tidak berdaya, melainkan sebuah sikap mengakui keterbatasan diri, ketergantungan pada Tuhan, dan kerelaan untuk tunduk pada kehendak-Nya. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak sombong dengan kekuatannya sendiri, tidak mengandalkan kebijaksanaan duniawi semata, melainkan mencari tuntunan dan kekuatan dari Sang Pencipta. Kepada merekalah Tuhan secara khusus menjanjikan penghiburan-Nya.
Dalam konteks surat 2 Korintus, Rasul Paulus dan rekan-rekannya sedang mengalami berbagai kesulitan dan tantangan berat dalam pelayanan mereka di Korintus. Gereja di Korintus sendiri juga menghadapi perpecahan dan masalah internal. Dalam situasi yang penuh tekanan ini, kedatangan Titus, seorang rekan sekerja Paulus, membawa kabar baik dan menjadi sarana penghiburan yang dikirimkan Tuhan. Kedatangan Titus bukan hanya sekadar kunjungan fisik, tetapi juga merupakan manifestasi dari dukungan dan perhatian Tuhan yang bekerja melalui orang-orang yang Ia percayakan.
Hal ini mengajarkan kita bahwa penghiburan Tuhan bisa datang melalui berbagai cara. Terkadang, penghiburan itu datang langsung melalui firman Tuhan yang menentramkan hati, melalui doa yang dijawab, atau melalui kesadaran akan kasih Kristus. Namun, tak jarang pula Tuhan menggunakan sesama kita – keluarga, sahabat, pemimpin rohani, atau bahkan orang asing – sebagai saluran bagi penghiburan-Nya. Kedatangan Titus menjadi bukti konkret bagaimana Tuhan bekerja melalui orang-orang lain untuk menguatkan dan menghibur umat-Nya.
Bagaimana kita dapat mengalami penghiburan ilahi ini dalam kehidupan kita? Pertama, milikilah hati yang rendah hati di hadapan Tuhan. Akui bahwa kita membutuhkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Kedua, jagalah hubungan yang dekat dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firman-Nya. Di sanalah kita akan menemukan kekuatan dan pemulihan. Ketiga, terbukalah untuk menerima penghiburan yang Tuhan berikan, baik secara langsung maupun melalui orang lain. Jangan ragu untuk berbagi beban dengan orang terpercaya atau meminta dukungan doa.
Kehidupan di dunia ini tidak lepas dari kesukaran, namun 2 Korintus 7:6 mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian. Allah yang Mahakuasa adalah sumber penghiburan yang tak terbatas, siap memberikan kekuatan dan ketenangan bagi setiap hati yang mencari-Nya dengan tulus. Biarlah kita senantiasa datang kepada-Nya dalam kerendahan hati, mengetahui bahwa Ia akan menghibur dan menguatkan kita di sepanjang jalan.