2 Korintus 8:16

"Syukur kepada Allah yang telah menanamkan perhatian yang sama besarnya di dalam hati Titus untuk kamu."
PERHATIAN KESUKARELAWANAN TANGGUNG JAWAB

Ayat 2 Korintus 8:16 ini merupakan bagian dari pembahasan Rasul Paulus mengenai pemberian dan persepuluhan di gereja Korintus. Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini berbicara tentang bagaimana Allah bekerja dalam hati seseorang untuk mendorong tindakan kasih dan tanggung jawab. Paulus menyoroti peran penting Titus, seorang rekan sekerja yang dipercayainya untuk mengurus masalah keuangan dan kerohanian jemaat. Syukur kepada Allah diungkapkan karena Allah sendirilah yang menanamkan "perhatian yang sama besarnya" di dalam hati Titus untuk jemaat Korintus.

Kata kunci di sini adalah "perhatian yang sama besarnya". Ini bukan sekadar perhatian biasa, melainkan dorongan ilahi yang kuat dan tulus. Allah bukan hanya menuntut pemberian, tetapi juga membentuk karakter pemberi. Melalui ayat ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana Allah membentuk hati kita untuk peduli terhadap sesama, terutama dalam hal kebutuhan mereka. Perhatian ini termanifestasi dalam bentuk kepedulian yang mendalam, kesediaan untuk berkontribusi, dan rasa memiliki terhadap kesejahteraan orang lain. Ini melampaui kewajiban semata, melainkan datang dari lubuk hati yang terdalam, yang dibentuk oleh kasih Allah itu sendiri.

Ayat ini juga menekankan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah. Titus diberi mandat untuk mengurus pemberian jemaat Korintus, dan Paulus bersyukur bahwa Allah telah membekalinya dengan hati yang tulus untuk menjalankan tugas tersebut. Hal ini mengajarkan kita bahwa ketika kita dipercayakan dengan suatu tugas, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, gereja, atau masyarakat, kita dapat bersandar pada Allah untuk memberikan kita hati dan motivasi yang benar. Allah tidak hanya memberikan amanah, tetapi juga mempersiapkan kita untuk menjalankannya dengan setia dan penuh kasih. Perhatian yang sama besarnya yang ditanamkan di hati Titus adalah cerminan dari kasih Allah yang tanpa batas, yang ingin melihat umat-Nya saling mengasihi dan menopang.

Lebih jauh lagi, ayat ini menunjukkan aspek ketaatan. Ketaatan bukan hanya dalam melakukan perintah, tetapi juga dalam membiarkan Allah membentuk hati kita sesuai kehendak-Nya. Titus menunjukkan ketaatannya kepada Allah dan kepada Paulus dengan melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Paulus melihat ini sebagai bukti pekerjaan Allah dalam hidup Titus. Bagi kita, ini adalah panggilan untuk selalu membuka hati kita bagi pekerjaan Roh Kudus. Biarlah Allah bekerja dalam diri kita, memurnikan motivasi kita, dan menanamkan perhatian yang mendalam terhadap kebutuhan orang lain, sebagaimana Allah sendiri begitu peduli.

Dalam konteks pemberian, ayat ini mengingatkan bahwa pemberian yang sejati bukanlah sekadar memberi materi, tetapi juga memberi diri dengan segenap hati dan perhatian. Ketika hati kita dipenuhi perhatian yang sama besarnya seperti yang Allah tanamkan di hati Titus, pemberian kita akan menjadi ekspresi kasih yang tulus dan murni. Kita tidak memberi karena terpaksa atau ingin dipuji, tetapi karena dorongan kasih ilahi yang mengalir dalam diri kita. Ini adalah prinsip pemberian yang diajarkan dan dicontohkan oleh Kristus sendiri, yang memberikan diri-Nya sepenuhnya bagi penebusan kita.

2 Korintus 8:16 mengajarkan kita bahwa kasih, tanggung jawab, dan ketaatan adalah hasil karya Allah dalam hati kita. Mari kita terus memohon agar Allah membentuk hati kita untuk memiliki perhatian yang sama besarnya bagi sesama.