Dan seluruh rakyat negeri bersorak-sorai serta membunyikan nafiri; dan mereka membawa Yoas ke rumah raja.
Ayat 2 Raja-raja 11:20 menggambarkan momen klimaks dari sebuah drama politik dan agama di Kerajaan Yehuda. Setelah bertahun-tahun di bawah kekuasaan Athalia, seorang ratu yang kejam dan penyembah berhala, serta pembunuhan terhadap sebagian besar keluarga kerajaan, akhirnya terjadi sebuah pembalikan keadaan yang dramatis. Imam Besar Yoyada memimpin sebuah rencana untuk menyingkirkan Athalia dan menobatkan Yoas, pewaris sah tahta yang masih muda, sebagai raja.
Peristiwa ini tidak hanya menandai akhir dari pemerintahan tiran Athalia yang telah membawa Yehuda ke jurang kehancuran moral dan spiritual, tetapi juga merupakan awal dari sebuah era baru. Penobatan Yoas didukung oleh kesetiaan para pengawal dan seluruh rakyat yang telah muak dengan penindasan. Sorak-sorai sukacita yang digambarkan dalam ayat ini menunjukkan betapa besarnya harapan rakyat terhadap raja baru mereka. Bunyi nafiri, sebuah alat musik tiup yang biasanya digunakan untuk menandai momen penting atau panggilan perang, di sini digunakan untuk mengumumkan sukacita dan kemenangan.
Kemenangan ini lebih dari sekadar pergantian kekuasaan. Ini adalah kemenangan bagi kebenaran dan pemulihan ibadah yang benar kepada TUHAN di Yerusalem. Athalia telah mempromosikan penyembahan dewa Baal secara besar-besaran, mengabaikan dan bahkan menindas penyembahan kepada TUHAN. Penobatan Yoas, yang dilakukan di bawah bimbingan Yoyada yang setia, berarti kembalinya standar-standar keagamaan yang benar dan perbaikan tata kelola kerajaan.
Ayat ini secara ringkas merangkum dampak emosional dan sosial dari peristiwa ini. "Seluruh rakyat negeri bersorak-sorai" bukan sekadar ekspresi kegembiraan sesaat, tetapi menunjukkan penerimaan luas terhadap pemerintahan baru dan pengharapan akan masa depan yang lebih baik. Pengangkatan Yoas ke rumah raja menandai pengukuhan kekuasaannya secara resmi dan dimulainya tugasnya sebagai pemimpin spiritual dan politik umat. Ini adalah kisah tentang keberanian iman, campur tangan ilahi dalam sejarah manusia, dan pentingnya kepemimpinan yang saleh untuk kebaikan seluruh bangsa.
Kisah dari 2 Raja-raja 11:20 memiliki relevansi yang abadi. Ia mengingatkan kita bahwa bahkan di tengah kegelapan dan tirani, selalu ada harapan untuk pemulihan dan kebenaran. Keberanian Yoyada dalam menghadapi kekuatan yang korup adalah teladan bagi setiap orang yang berjuang untuk prinsip-prinsip yang benar. Selain itu, momen ketika seluruh rakyat bersorak menunjukkan pentingnya kesatuan dan persetujuan dalam membangun sebuah masyarakat yang adil dan beribadah. Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa kebaikan pada akhirnya akan mengalahkan kejahatan, dan kepemimpinan yang berpusat pada Tuhan akan membawa berkat bagi umat-Nya.