"Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN sepanjang zamannya, karena imam besar Yoyada mendidiknya."
Ayat kunci dari Kitab 2 Raja-raja pasal 12 ayat 2 ini memberikan gambaran penting tentang pemerintahan awal Raja Yoas dari Yehuda. Frasa "Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN sepanjang zamannya" merupakan kesaksian yang kuat. Ini menandakan bahwa pada periode awal pemerintahannya, keputusan dan tindakannya diarahkan pada kesetiaan kepada Tuhan dan mengikuti hukum-hukum-Nya. Pengakuan ini tidak datang begitu saja, melainkan didukung oleh faktor penting lainnya yang disebutkan dalam ayat tersebut: "karena imam besar Yoyada mendidiknya."
Pentingnya pengaruh Yoyada dalam kehidupan dan pemerintahan Yoas tidak dapat diremehkan. Setelah ibunya, Atalya, merebut takhta dan melakukan pembantaian terhadap keluarga kerajaan, pangeran muda Yoas diselamatkan dan dirahasiakan oleh Yoyada dan istrinya. Bertahun-tahun kemudian, Yoyada memimpin pemberontakan untuk menempatkan Yoas yang masih muda di atas takhta yang sah. Didikan dan bimbingan Yoyada selama masa pertumbuhan Yoas adalah fondasi penting yang membentuk karakter dan arah spiritual raja muda tersebut.
Di bawah arahan Yoyada, Yoas mulai menapaki jalan kebenaran. Hal ini terbukti dalam berbagai inisiatif yang dilakukan selama pemerintahannya. Salah satu tindakan paling signifikan yang dicatat dalam pasal ini adalah upaya perbaikan Bait Suci yang telah rusak dan terbengkalai. Yoas memerintahkan pemungutan sumbangan dari seluruh rakyat Yehuda untuk mendanai pekerjaan perbaikan ini. Keputusan ini menunjukkan kepeduliannya terhadap ibadah kepada Tuhan dan keinginan untuk memulihkan tempat kudus.
Pengaruh positif dari Yoyada tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga pada prinsip-prinsip pemerintahan yang adil. Ketika seorang pemimpin dibimbing oleh prinsip-prinsip moral dan spiritual yang kuat, keputusannya cenderung membawa kesejahteraan bagi rakyatnya dan memuliakan Tuhan. Ayat 2 Raja-raja 12:2 menjadi pengingat bahwa bimbingan yang bijak dan pendidik spiritual yang saleh dapat menjadi faktor penentu dalam membentuk seorang pemimpin yang membawa dampak positif, terutama di masa-masa sulit atau transisi. Perjalanan Raja Yoas, meskipun kemudian menghadapi tantangan, dimulai dengan landasan yang kokoh berkat didikan dari imam besar yang setia.