Keluaran 40:28 menjadi penanda penting dalam narasi Alkitab. Ayat ini, "Dan TUHAN berfirman kepada Musa: 'Pasanglah tabir di pintu Kemah Suci'," tidak hanya sekadar instruksi teknis pendirian tempat ibadah bagi bangsa Israel. Lebih dari itu, ia melambangkan pemisahan, kekudusan, dan akses yang berbeda kepada hadirat Tuhan. Kemah Suci sendiri adalah manifestasi fisik dari kehadiran Allah di antara umat-Nya setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Pendiriannya merupakan puncak dari serangkaian petunjuk rinci yang diberikan Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai.
Pemasangan tabir di pintu Kemah Suci menandakan bahwa bagian terdalam dari Kemah, yaitu Ruang Mahakudus (atau Ruang Maha Suci), hanya boleh dimasuki oleh imam besar pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, terutama pada Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur). Tabir ini, yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dengan sulaman kerub (malaikat bersayap), berfungsi sebagai pemisah yang tegas antara kekudusan mutlak Allah dengan manusia yang masih hidup dalam dunia yang berdosa. Warna-warni yang indah pada tabir tersebut juga mencerminkan kemuliaan dan kekayaan yang dimiliki oleh hadirat Tuhan.
Keluaran 40:28 ini juga memiliki makna teologis yang mendalam. Sebelum tabir dipasang, pintu Kemah Suci terbuka lebar, menggambarkan kemudahan akses untuk berbagai fungsi pelayanan. Namun, setelah tabir dipasang, akses ke hadirat Tuhan menjadi lebih terbatas, menekankan sifat kudus Tuhan yang tidak dapat didekati oleh sembarang orang. Ini adalah pengingat bahwa untuk dapat menghadap Tuhan, diperlukan kesucian, kekudusan, dan pemeliharaan terhadap hukum-hukum-Nya. Ketidakpatuhan atau penyimpangan dari aturan-Nya dapat berakibat fatal, sebagaimana dicatat dalam peristiwa lain terkait Kemah Suci.
Lebih jauh lagi, kisah pemasangan tabir ini menjadi fondasi bagi pemahaman tentang pengorbanan Kristus di masa depan. Tabir di Kemah Suci ini terus menjadi simbol pemisahan sampai Yesus Kristus mati di kayu salib. Peristiwa itu dicatat dalam Injil Matius 27:51, di mana dikatakan bahwa "tabir di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah". Ini menandakan bahwa melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah merobohkan penghalang antara Allah dan manusia, membuka jalan baru yang kekal bagi setiap orang percaya untuk dapat menghadap takhta kasih karunia Allah dengan keberanian. Dengan demikian, Keluaran 40:28, meskipun merupakan perintah kuno, terus bergema dalam iman Kristen sebagai prelude bagi keselamatan yang lebih besar.
Pemahaman mengenai tabir dan fungsinya dalam konteks Keluaran 40:28 mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kekudusan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Ini bukan hanya soal aturan, tetapi pengakuan atas keagungan-Nya dan penerimaan atas anugerah yang telah disediakan. Keagungan Tabernakel, yang ditandai dengan pemasangan tabir ini, adalah gambaran foreshadowing dari kemuliaan hadirat Tuhan yang kini dapat diakses oleh semua orang yang percaya.