Perihal selebihnya dari pemerintahan Menahem, dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? Kemudian Menahem mendapat istirahat bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan menggantikan dia anaknya Pekahya.
Ayat 2 Raja-Raja 15:15 merupakan penutup dari kisah pemerintahan Raja Menahem di Kerajaan Israel Utara. Ayat ini memiliki fungsi ringkasan, mengarahkan pembaca kepada catatan sejarah yang lebih lengkap mengenai masa pemerintahannya, serta mengumumkan transisi kekuasaan kepada putranya, Pekahya. Meskipun ringkas, ayat ini mengisyaratkan bahwa ada banyak peristiwa yang terjadi selama periode Menahem memerintah, namun fokus Kitab Raja-Raja adalah pada garis keturunan dan catatan penting yang berdampak pada bangsa Israel secara keseluruhan.
Masa pemerintahan Menahem (sekitar 743-738 SM) merupakan periode yang penuh gejolak dalam sejarah Kerajaan Israel Utara. Setelah serangkaian kudeta dan pergantian raja yang cepat, Menahem berhasil merebut takhta dengan cara yang brutal. Keadaan politik dan militer di wilayah tersebut sangat tidak stabil, dengan ancaman dari Kerajaan Asyur yang semakin membesar. Dalam situasi seperti ini, keberlanjutan dinasti menjadi sesuatu yang berharga bagi para penguasa, meskipun seringkali dicapai melalui cara-cara yang tidak etis. Ayat ini menandakan bahwa, meskipun pemerintahan Menahem mungkin tidak tercatat secara detail dalam bagian ini, catatan historisnya tetap ada dan dapat diakses.
Penggunaan frasa "Perihal selebihnya dari pemerintahan... bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel?" menekankan pentingnya catatan sejarah dan keakuratan narasi. Bagi penulis Kitab Raja-Raja, mencatat seluruh detail dari setiap pemerintahan bukanlah tujuan utama, melainkan menyoroti peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan hubungan Israel dengan Tuhan, perjanjian, dan dampak terhadap kerajaan secara keseluruhan. Ayat ini juga menggarisbawahi siklus pergantian kekuasaan yang seringkali terjadi di Kerajaan Israel Utara, di mana putra menggantikan ayah, sebuah pola yang diharapkan oleh banyak raja untuk mempertahankan legitimasi dan stabilitas dinasti mereka.
Penyebutan langsung bahwa Menahem "mendapat istirahat bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan menggantikan dia anaknya Pekahya" menunjukkan bahwa peralihan kekuasaan ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam konteks monarki. Ini bukan berarti pemerintahan Pekahya akan lebih stabil atau berhasil. Sejarah Israel Utara pada masa itu dipenuhi dengan raja-raja yang memerintah singkat dan seringkali berakhir tragis. Namun, ayat 15:15 ini hanya mencatat fakta transisi, tanpa memberikan penilaian langsung terhadap kualitas pemerintahan Pekahya, yang akan dijelaskan pada ayat-ayat selanjutnya. Ayat ini menjadi jembatan penting, menghubungkan catatan masa lalu dengan peristiwa yang akan datang, dan mengingatkan pembaca untuk terus menggali narasi sejarah yang lebih luas.
Dengan demikian, 2 Raja-Raja 15:15 bukan sekadar catatan penutup, melainkan sebuah penanda penting yang mengundang perenungan tentang pencatatan sejarah, siklus kekuasaan, dan dinamika politik yang membentuk nasib Kerajaan Israel Utara.