Harapan dan Perlindungan
Ilustrasi: Simbol kepercayaan pada kekuatan Ilahi.

2 Raja-raja 19:16 - Doa Hizkia Kepada Tuhan

"Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertahta di atas kerub, Engkaulah satu-satunya Allah dari segala kerajaan bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi."

Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 19 menggambarkan salah satu momen paling genting dalam sejarah Kerajaan Yehuda. Raja Asiria, Sanherib, memimpin pasukan yang perkasa untuk menaklukkan Yerusalem. Ancaman yang dihadapi Raja Hizkia dan seluruh rakyatnya begitu besar, terasa hampir mustahil untuk dihadapi dengan kekuatan manusia semata.

Dalam situasi yang penuh ketakutan dan keputusasaan, Raja Hizkia tidak berpaling kepada strategi militer atau aliansi politik. Sebaliknya, ia berlari kepada sumber kekuatan sejati: Tuhan Yang Maha Kuasa. Ayat 2 Raja-raja 19:16 adalah inti dari doa yang dipanjatkan Hizkia. Ia mengakui kedaulatan dan kebesaran Tuhan dengan penuh kerendahan hati.

Perkataan Hizkia, "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertahta di atas kerub," menunjukkan pemahaman mendalam tentang siapa Tuhan itu. Kerub adalah makhluk surgawi yang sering digambarkan menjaga kehadiran Allah dan takhta-Nya. Pengakuan ini bukan sekadar pengakuan formal, melainkan sebuah kesadaran akan kekuasaan ilahi yang mengatasi segala kekuasaan duniawi. Sang raja mengerti bahwa Tuhan Israel bukanlah dewa lokal yang terbatas, melainkan pencipta seluruh alam semesta.

Pernyataan, "Engkaulah satu-satunya Allah dari segala kerajaan bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi," menegaskan keesaan dan kemahakuasaan Tuhan. Hizkia berhadapan dengan raja yang menganggap dirinya dewa dan memiliki imperium yang luas. Namun, Hizkia mengingatkan dirinya sendiri dan, mungkin juga, Tuhan, bahwa semua kerajaan, termasuk Asiria, hanyalah ciptaan Tuhan. Kekuatan Sanherib, betapapun mengagumkan di mata manusia, tidak sebanding dengan kekuatan Sang Pencipta.

Doa Hizkia ini adalah teladan yang luar biasa bagi kita. Ketika kita menghadapi tantangan, kesulitan, atau ancaman yang terasa overwhelming, kita diingatkan untuk tidak mengandalkan diri sendiri atau sumber daya yang terbatas. Sebaliknya, kita dipanggil untuk berpaling kepada Tuhan, mengakui kebesaran-Nya, dan menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya.

Kisah ini berlanjut dengan kemenangan ajaib yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Melalui campur tangan ilahi, pasukan Asiria dihancurkan, dan Yerusalem diselamatkan. Ini menjadi bukti nyata bahwa ketika kita mengandalkan Tuhan, Dia sanggup melakukan hal-hal yang di luar pemahaman dan kemampuan kita.

Oleh karena itu, ayat 2 Raja-raja 19:16 bukan hanya sebuah catatan sejarah, tetapi juga sebuah pengingat abadi tentang kekuatan doa dan keandalan Tuhan. Ia adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan Dia juga adalah Allah yang peduli pada umat-Nya dan sanggup bertindak untuk melindungi mereka yang berseru kepada-Nya. Dalam setiap keadaan, marilah kita meneladani Hizkia, mengakui kebesaran Tuhan, dan menemukan perlindungan serta kemenangan dalam Dia.