Dan ketika orang-orang dari kota itu pergi mengintai Yosua,
mereka melihat dia, tetapi mereka tidak melihat orang-orang yang bersama dengan dia.
Lalu mereka berkata, "Mengapakah engkau seperti ini?"
Dan dia berkata, "Karena aku telah memohon kepada TUHAN."
Ayat 2 Raja-raja 2:18 menceritakan sebuah episode menarik yang terjadi di kota Yerikho, tepat setelah peristiwa pengangkatan Nabi Elia ke surga dan penyerahan jubah kenabian kepada Elisa. Kejadian ini menunjukkan bagaimana tanda-tanda kenabian yang diperlihatkan oleh Elisa mulai diperhatikan dan bahkan menimbulkan rasa ingin tahu, sekaligus sedikit kecurigaan, dari penduduk setempat. Ketika orang-orang dari kota itu melihat Elisa, mereka tidak melihat sosok-sosok lain yang mengikutinya atau yang mungkin bersamanya. Hal ini mungkin menimbulkan kebingungan atau pertanyaan di benak mereka.
Pertanyaan "Mengapakah engkau seperti ini?" yang dilontarkan oleh orang-orang Yerikho bisa diartikan dalam beberapa cara. Bisa jadi mereka heran melihat Elisa sendirian, atau mungkin mereka melihat ada sesuatu yang berbeda pada diri Elisa, sebuah aura atau kehadiran yang tidak biasa. Bisa juga mereka mengira Elisa akan melakukan sesuatu yang spesifik, atau mereka ingin tahu mengapa ia berada di sana dalam situasi yang tampak ganjil bagi mereka.
Respons Elisa yang menjawab, "Karena aku telah memohon kepada TUHAN," adalah kunci penting dalam ayat ini. Jawaban ini bukan sekadar penjelasan, melainkan sebuah penegasan atas otoritas dan kuasa ilahi yang bekerja melalui dirinya. Elisa tidak merasa perlu untuk menjelaskan secara rinci mukjizat atau peristiwa supernatural yang baru saja terjadi. Sebaliknya, ia mengaitkan kondisinya, penampilannya, atau apa pun yang membuat orang Yerikho bertanya-tanya, langsung kepada intervensi dan permohonan kepada TUHAN. Ini adalah sebuah pernyataan iman yang kuat, menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya dan melalui dirinya adalah hasil dari hubungan intimnya dengan Allah.
Kisah ini mengandung beberapa makna spiritual yang mendalam. Pertama, ini mengajarkan tentang pentingnya mengakui dan mengaitkan segala keberhasilan dan kekuatan kita kepada Tuhan. Seringkali, kita cenderung membanggakan diri atau melupakan sumber sejati dari kemampuan kita. Jawaban Elisa adalah pengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan seharusnya kita selalu bersyukur dan mengakui peran-Nya.
Kedua, ayat ini menyoroti perbedaan antara persepsi manusia dan realitas ilahi. Orang-orang Yerikho melihat hanya penampilan fisik atau situasi yang terlihat di mata mereka, tetapi mereka tidak melihat dimensi rohani yang sesungguhnya. Ini bisa menjadi analogi bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, di mana seringkali apa yang kita lihat di permukaan tidak mencerminkan kebenaran yang lebih dalam atau pekerjaan Tuhan yang sedang berlangsung.
Ketiga, respons Elisa juga menggarisbawahi pentingnya doa dan permohonan kepada Tuhan. Ia tidak hanya menunggu kehendak Tuhan, tetapi secara aktif memohon, yang menunjukkan sebuah ketekunan dan keyakinan dalam hubungan pribadinya dengan Sang Pencipta. Doa adalah alat yang ampuh untuk membuka pintu kuasa ilahi dan untuk melihat hal-hal yang tidak terlihat oleh mata jasmani.
Dalam konteks yang lebih luas, peristiwa ini memperkuat otoritas kenabian Elisa sebagai penerus Elia. Tindakan dan perkataan Elisa di Yerikho adalah langkah awal dalam pelayanan publiknya, di mana ia akan terus menunjukkan kuasa Tuhan melalui berbagai mukjizat. Ayat ini memberikan fondasi awal, menunjukkan bagaimana tanda-tanda keilahian dapat membuat orang bertanya dan bagaimana iman yang teguh adalah jawaban yang paling mulia.
Jadi, ketika kita merenungkan 2 Raja-raja 2:18, kita diingatkan untuk selalu bersandar pada Tuhan, mengakui kekuatan-Nya dalam hidup kita, dan memahami bahwa ada realitas spiritual yang lebih besar daripada apa yang bisa dilihat oleh mata biasa.
Representasi visual sederhana dari sebuah simbol yang melambangkan otoritas ilahi atau sumber kekuatan.