2 Raja-Raja 2:22

Dan (Betel) berkata: "Berilah kepadaku batu ini, supaya aku dapat membuat mata air ini menjadi baik."

Batu Air Tawar

Kisah Mukjizat di Yerikho

Ayat dari kitab 2 Raja-Raja pasal 2, ayat 22, menceritakan sebuah peristiwa penting dalam pelayanan Nabi Elisa. Setelah Nabi Elia diangkat ke surga, Elisa mengambil alih perannya sebagai nabi Tuhan di Israel. Ia melanjutkan perjalanan pelayanannya dengan membawa kabar baik dan melakukan banyak mukjizat, sebagaimana yang telah diwariskan dari gurunya. Salah satu mukjizat yang tercatat dalam pasal ini adalah penyembuhan sumber air di Yerikho yang sebelumnya tidak dapat diminum karena rasanya yang tidak baik, bahkan dapat menyebabkan keguguran.

Kisah ini dimulai ketika rombongan nabi-nabi dari Yerikho menemui Elisa. Mereka mengeluhkan kondisi sumber air di kota mereka yang tidak baik. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan penduduk kota, karena air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan. Tanpa sumber air yang layak, kehidupan di Yerikho akan sangat terancam. Keluhan ini bukanlah sekadar keluhan biasa, melainkan sebuah permohonan pertolongan yang ditujukan kepada Elisa sebagai hamba Tuhan.

Tindakan Elisa dan Kekuatan Tuhan

Menanggapi keluhan tersebut, Elisa meminta sebuah wadah baru yang bersih, kemungkinan besar sebuah mangkuk atau tempayan. Ia kemudian mengambil garam, elemen yang seringkali dikaitkan dengan pemeliharaan dan penyucian dalam tradisi kuno, lalu melemparkannya ke dalam mata air tersebut. Frasa "berilah kepadaku batu ini" dalam ayat yang dikutip merujuk pada wadah tersebut, di mana batu merupakan bahan yang umum digunakan untuk membuat wadah pada masa itu. Elisa dengan penuh keyakinan melakukan tindakan ini, bukan karena kekuatan garam itu sendiri, melainkan karena imannya kepada Tuhan yang berkuasa.

Firman Tuhan menyatakan bahwa seketika itu juga, mata air itu menjadi baik dan sembuh. Artinya, rasa pahit dan racun yang terkandung dalam air tersebut hilang, dan air itu menjadi segar serta layak untuk diminum. Mukjizat ini merupakan demonstrasi yang jelas akan kuasa ilahi yang bekerja melalui Elisa. Ia bukan hanya seorang pemimpin rohani, tetapi juga perpanjangan tangan Tuhan yang membawa pemulihan dan berkat bagi umat-Nya.

Makna Simbolis dan Relevansi

Mukjizat ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Mata air yang tadinya merusak dan membawa kematian (melalui keguguran) kini menjadi sumber kehidupan. Ini mencerminkan bagaimana Tuhan dapat mengubah keadaan yang buruk menjadi baik, dan membawa pemulihan total dalam segala aspek kehidupan. Garam, yang digunakan Elisa, dapat diinterpretasikan sebagai elemen yang memurnikan dan mengawetkan, mirip dengan bagaimana firman Tuhan dapat memurnikan hati kita dan kekal berlaku.

Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa di tengah tantangan dan kesulitan hidup, bahkan ketika situasi terasa tidak dapat diperbaiki seperti sumber air yang tercemar, Tuhan memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat. Kepercayaan kepada Tuhan dan ketaatan pada firman-Nya adalah kunci untuk mengalami perubahan yang transformatif. Kisah 2 Raja-Raja 2:22 ini terus menginspirasi umat beriman untuk senantiasa bersandar pada Tuhan dalam menghadapi segala persoalan, karena bersama-Nya, tidak ada yang mustahil.