"Tetapi Yesaya berseru kepada TUHAN, dan TUHAN menyembuhkan Hizkia dan mengembalikan dia dari Yerikho dan lembah Sungai Yordan dan dari daerah para pembantunya."
Kisah yang tertulis dalam kitab 2 Raja-raja 20:11 merupakan sebuah narasi yang penuh dengan pengharapan dan kuasa ilahi. Ayat ini mengisahkan momen krusial dalam kehidupan Raja Hizkia, seorang raja Yehuda yang saleh, namun pada saat itu sedang menghadapi ancaman kematian yang tak terhindarkan. Hizkia telah menerima firman nubuat yang mengerikan dari Nabi Yesaya bahwa ia akan mati dan tidak akan pulih. Bayangkan saja keputusasaan yang melanda hati seorang pemimpin, apalagi ketika kabar itu datang langsung dari nabi Tuhan.
Namun, cerita tidak berhenti di situ. Kitab 2 Raja-raja 20, termasuk ayat 11, menunjukkan bahwa respons Hizkia bukanlah kepasrahan tanpa perlawanan. Sebaliknya, ia berpaling kepada Tuhan. Dalam kesedihan dan keputusasaannya, Hizkia tidak hanya meratapi nasibnya, tetapi ia berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia mengenang kesetiaannya kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya. Respons Tuhan terhadap doa tulus ini sangatlah luar biasa.
Nabi Yesaya diperintahkan kembali oleh Tuhan untuk menyampaikan kabar yang berbeda. Kali ini, pesannya adalah tentang pemulihan dan perpanjangan hidup. 2 Raja-raja 20:11 mencatat bahwa "Tetapi Yesaya berseru kepada TUHAN, dan TUHAN menyembuhkan Hizkia dan mengembalikan dia...". Kata "mengembalikan" di sini memberikan gambaran yang kuat. Bukan sekadar sembuh dari penyakit, Hizkia seolah-olah "dikembalikan" dari ambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup dan memimpin kerajaannya.
Kisah ini adalah pengingat yang kuat tentang kuasa doa dan kasih karunia Tuhan. Di tengah situasi yang paling genting sekalipun, ketika harapan manusia telah pupus, Tuhan sanggup dan mau untuk campur tangan. Ayat ini mengajarkan kita bahwa Tuhan mendengar setiap seruan hati yang tulus. Ia peduli terhadap penderitaan umat-Nya dan memiliki kuasa untuk mengubah keadaan yang paling suram sekalipun. Pemulihan yang diterima Hizkia bukanlah hasil dari pengobatan medis semata, melainkan sebuah intervensi ilahi yang ajaib.
Lebih dari sekadar cerita sejarah, 2 Raja-raja 20:11 menawarkan pesan pengharapan yang relevan bagi setiap generasi. Setiap orang pasti pernah menghadapi masa-masa sulit, penyakit, kehilangan, atau krisis yang membuat hidup terasa berat. Dalam situasi seperti itu, cerita Hizkia mendorong kita untuk tidak kehilangan iman. Ia mencontohkan keberanian untuk berseru kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan kesembuhan, kekuatan, dan bahkan perpanjangan hidup—bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam pemulihan jiwa dan harapan yang baru. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil.