2 Raja-raja 21:7 - Janji dan Peringatan Ilahi

"Juga patung Asyera yang dibuat Manasye itu ditempatkannya di dalam rumah itu, tentang mana TUHAN berfirman kepada Daud dan kepada Salomo, anaknya: "Di dalam rumah ini dan di Yerusalem, yang telah Kupilih dari segala suku Israel, akan Kudiami nama-Ku untuk selama-lamanya."
Y H V H Y

Ayat dari kitab 2 Raja-raja pasal 21 ayat 7 merupakan sebuah pernyataan yang sangat krusial dalam narasi sejarah Israel, terutama berkaitan dengan penempatan benda-benda yang tidak seharusnya ada di hadapan Tuhan. Ayat ini menyoroti tindakan Raja Manasye yang melakukan hal yang sangat dibenci oleh Tuhan: ia membuat patung Asyera dan menempatkannya di dalam Rumah Tuhan di Yerusalem. Hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap perintah Tuhan yang melarang penyembahan berhala dan segala bentuk praktik keagamaan asing.

Apa yang membuat ayat ini begitu signifikan adalah konteksnya. Tuhan secara spesifik berfirman kepada raja-raja terdahulu, yaitu Daud dan putranya, Salomo. Kepada mereka, Tuhan menjanjikan bahwa nama-Nya akan berdiam di dalam Rumah itu, dan di seluruh Yerusalem, sebagai pilihan-Nya dari segala suku Israel. Janji ini menunjukkan betapa istimewanya tempat itu sebagai pusat penyembahan dan kehadiran Tuhan di antara umat-Nya. Namun, tindakan Manasye secara langsung mengabaikan dan merusak janji serta kekudusan tempat itu. Penempatan patung Asyera, yang merupakan simbol dewi kesuburan dalam kepercayaan Kanaan, adalah bentuk ketidaksetiaan yang mendalam dan penghinaan terhadap perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya.

Kitab 2 Raja-raja 21 mencatat rentang masa pemerintahan Manasye yang panjang dan tindakannya yang sangat jahat di mata Tuhan. Ia tidak hanya membangun mezbah-mezbah untuk dewa asing, tetapi juga membawa berhala-berhala ke dalam Bait Suci yang seharusnya menjadi tempat kudus bagi TUHAN semata. Ayat 7 secara gamblang menggambarkan betapa jauhnya Manasye menyimpang dari jalan Tuhan, bahkan sampai mendirikan "patung Asyera" di tempat yang paling sakral, yaitu di dalam Bait Allah.

Tindakan Manasye ini bukanlah sekadar pelanggaran kecil. Hal ini merupakan indikator dari kemerosotan spiritual yang parah dalam Kerajaan Yehuda. Tuhan telah memberikan peringatan berulang kali melalui para nabi-Nya, namun kesombongan dan ketidaktaatan tampaknya telah menguasai hati raja dan rakyatnya. Konsekuensi dari tindakan seperti ini tentu saja serius. Peringatan Tuhan mengenai hukuman bagi ketidaktaatan selalu ada, dan penempatan berhala di Rumah Tuhan menjadi salah satu alasan utama mengapa Tuhan akhirnya memutuskan untuk menghukum bangsa Israel dan membuang mereka.

Meskipun ayat ini berbicara tentang hukuman dan ketidaktaatan, ada juga sebuah pelajaran penting di baliknya. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kekudusan tempat-tempat ibadah dan menjaga kesetiaan kita kepada Tuhan. Tuhan menghargai kesungguhan hati dan ketaatan. Penempatan berhala di Rumah Tuhan, seperti yang dilakukan Manasye, adalah simbol dari bagaimana hal-hal duniawi atau ilah-ilah palsu dapat mengambil tempat Tuhan dalam hati kita, jika kita tidak berhati-hati. Kitab Suci selalu memberikan gambaran yang jelas mengenai konsekuensi dari pilihan kita. Melalui ayat seperti 2 Raja-raja 21:7, kita diingatkan untuk selalu menjaga hubungan yang murni dan setia dengan Tuhan, serta menghormati tempat dan cara penyembahan yang telah Dia tetapkan.