2 Raja-raja 23:16 - Yosia Memulihkan Ibadah

"Dan ketika ia memalingkan mukanya, dilihatnyalah kuburan-kuburan orang-orang di gunung itu, lalu ia menyuruh mengambil tulang-tulang dari kuburan-kuburan itu dan membakarnya di atas mezbah, untuk menajiskannya, sesuai dengan firman TUHAN, yang telah diberitakan oleh manusia Allah yang telah memperingatkan hal ini."
YOSIA

Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 23 ayat 16 ini membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda, yaitu pada masa pemerintahan Raja Yosia. Yosia dikenal sebagai salah satu raja yang saleh dan membawa pembaharuan spiritual yang besar bagi bangsanya. Ia naik takhta pada usia muda dan sejak awal pemerintahannya telah menunjukkan kesungguhan untuk mengembalikan bangsa Israel kepada penyembahan yang benar kepada Tuhan.

Ayat ini secara spesifik menceritakan tindakan Yosia saat ia sedang melakukan pembersihan besar-besaran terhadap praktik penyembahan berhala yang telah merajalela di Yehuda. Selama bertahun-tahun, berbagai bentuk penyembahan kepada dewa-dewa asing telah mengakar kuat, menggantikan ibadah yang seharusnya ditujukan hanya kepada TUHAN. Para raja sebelumnya sering kali gagal atau bahkan ikut serta dalam kemurtadan ini, membuat kondisi spiritual bangsa semakin terpuruk.

Saat Yosia menjelajahi wilayah Kerajaan Yehuda, ia menemukan sebuah pemandangan yang sangat mengganggu: kuburan-kuburan orang yang telah meninggal. Namun, penemuan ini bukan sekadar penemuan arkeologis biasa. Yosia, yang dipenuhi oleh semangat untuk membersihkan tanah Israel dari segala najis, segera memerintahkan agar tulang-tulang dari kuburan-kuburan tersebut dikeluarkan dan dibakar di atas mezbah-mezbah yang dulunya digunakan untuk penyembahan berhala. Tindakan ini sangat simbolis dan tegas. Membakar tulang-belulang di atas mezbah berhala berfungsi untuk menajiskan mezbah tersebut secara permanen, menjadikannya tidak layak lagi untuk digunakan dalam ibadah apapun, apalagi ibadah yang keliru.

Tindakan Yosia ini bukan sekadar inisiatif pribadinya. Ia melakukannya persis sesuai dengan firman TUHAN yang telah disampaikan oleh "manusia Allah" sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Yosia memiliki perhatian penuh terhadap firman Tuhan dan menjalankan kepemimpinannya berdasarkan tuntunan ilahi. Ia tidak ragu untuk menghancurkan segala sesuatu yang telah menajiskan tanah perjanjian dan mengalihkan umat Tuhan dari jalan-Nya. Dengan demikian, Yosia berusaha memulihkan kesucian tanah Israel dan mengembalikan umatnya untuk beribadah hanya kepada Tuhan yang benar.

Kisah ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga kemurnian ibadah dan menolak segala bentuk penyembahan yang keliru. Ia juga menunjukkan bahwa kepemimpinan yang tulus dan berani, yang didasarkan pada firman Tuhan, dapat membawa perubahan besar dan pemulihan bagi suatu bangsa. Tindakan Yosia adalah teladan tentang bagaimana seseorang dapat dengan gigih memurnikan lingkungan dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan demi ketaatan kepada Tuhan.