Simbol keajaiban dan berkat

2 Raja-raja 4:23 - Perintah Suami yang Bijaksana

"Marilah," katanya, "panggil seorang pelayan dan seekor keledai betina untukku, supaya aku dapat segera pergi menjumpai nabi itu dan kembali."

Kisah yang terbentang dalam 2 raja raja 4 23 ini, meskipun ringkas, memuat hikmat yang mendalam dan menunjukkan bagaimana seorang suami merespons situasi darurat dengan cara yang penuh perhitungan dan bijaksana. Dalam konteks Injil, ayat ini menyoroti pentingnya respons yang cepat, terorganisir, dan penuh keyakinan, terutama ketika kita dihadapkan pada kebutuhan rohani atau tantangan hidup yang mendesak. Ayat ini berasal dari kisah perempuan Sunem yang anaknya meninggal dunia, dan suaminya, yang awalnya tidak sepenuhnya memahami urgensi keputusasaan istrinya, kemudian menunjukkan respons yang penting.

Ketika perempuan Sunem berlari menemui Elisa, suaminya tidak menyadari kedalaman dukacita dan kebutuhan putranya. Namun, ketika istrinya kembali setelah menemui nabi dan menyampaikan bahwa "semuanya baik," suaminya, yang tampaknya mulai menyadari ada sesuatu yang istimewa atau setidaknya perlu diselidiki, mengajukan pertanyaan yang penting. Responsnya, "Mengapa engkau hendak pergi kepadanya hari ini? Bukan bulan baru atau hari Sabat," menunjukkan keinginannya untuk memahami. Namun, yang lebih krusial adalah ketika istrinya menjawab, "Baik," ia tidak membiarkan hal itu begitu saja. Ia kemudian mengeluarkan perintah yang menjadi fokus kita: "Marilah," katanya, "panggil seorang pelayan dan seekor keledai betina untukku, supaya aku dapat segera pergi menjumpai nabi itu dan kembali."

Perintah ini bukanlah sekadar permintaan biasa. Ini adalah tindakan proaktif yang menunjukkan kepemimpinan dan tanggung jawab. Suami tersebut menyadari bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi, sesuatu yang membutuhkan perhatian langsung dan tindak lanjut. Ia tidak hanya menunggu, tetapi ia mengambil inisiatif untuk memfasilitasi perjalanan istrinya agar dapat segera bertemu dengan nabi. Ia memerintahkan untuk memanggil pelayan dan keledai, yang secara praktis akan mempercepat dan mempermudah perjalanan tersebut. Ini adalah gambaran bagaimana orang percaya seharusnya merespons ketika ada kesempatan untuk mendekat kepada Tuhan atau mencari bimbingan ilahi.

Dalam kehidupan beriman, sering kali kita dihadapkan pada momen-momen krusial di mana kita perlu bertindak cepat dan tegas. Seperti suami perempuan Sunem, kita dipanggil untuk tidak ragu-ragu ketika ada panggilan untuk mencari kebenaran, mencari penyembuhan, atau mencari pemulihan. Memanggil "pelayan" dan "keledai" dapat dianalogikan dengan menggunakan sumber daya yang Tuhan berikan – talenta, waktu, hubungan, dan bahkan sumber daya materiil – untuk melayani Tuhan dan sesama. Keledai di sini melambangkan alat transportasi yang memungkinkan seseorang untuk bergerak cepat dan efisien, sama seperti bagaimana kita perlu menggunakan anugerah dan karunia yang diberikan Tuhan untuk mencapai tujuan rohani kita.

Lebih dari itu, perintah ini juga mengajarkan tentang kerjasama dan dukungan dalam rumah tangga maupun dalam komunitas iman. Suami ini mendukung istrinya dalam usahanya mencari nabi, menunjukkan bahwa ketika satu anggota keluarga atau komunitas menghadapi tantangan, anggota lainnya harus siap memberikan bantuan dan dukungan. Ini bukan hanya tentang tindakan fisik, tetapi juga tentang dukungan moral dan spiritual. Dengan memfasilitasi perjalanan ini, suami tersebut secara implisit menyatakan dukungannya terhadap apa yang sedang diupayakan oleh istrinya, sebuah tindakan yang penuh kasih dan bijaksana. Kisah ini mengingatkan kita bahwa respons yang cepat, terencana, dan didukung oleh orang lain, adalah kunci untuk mengalami mukjizat dan berkat yang lebih besar dalam perjalanan iman kita.