"Ketika ia pergi, ia menemui suaminya, lalu kata perempuan itu: "Mari kita ambil balang minyak ini dan jual untuk membayar utang kita, lalu kita dan anak kita akan hidup dari sisanya.""
Kisah yang tertulis dalam 2 Raja-raja 4:25 membawa kita pada sebuah momen krusial dalam kehidupan seorang perempuan di Sunem. Ia adalah istri seorang nabi yang sedang menghadapi kesulitan finansial yang mendesak. Situasi utang yang membelit keluarganya adalah beban berat yang mengancam masa depan mereka, termasuk sang putra. Dalam konteks zaman itu, utang bisa berakibat fatal, bahkan sampai kehilangan kebebasan diri atau anggota keluarga. Namun, ayat ini menampilkan ketangguhan dan hikmat sang perempuan dalam mencari solusi.
Setelah menerima pesan dari Elisa, sang nabi, yang menyuruhnya untuk mencari "balang-balang kosong" sebanyak mungkin dari tetangga-tetangganya, perempuan ini tidak tinggal diam. Ia segera melaksanakan instruksi tersebut. Tindakan ini menunjukkan sebuah kepercayaan luar biasa, bukan hanya pada Elisa, tetapi juga pada kekuatan iman dan solusi ilahi yang mungkin datang. Setelah mengumpulkan balang-balang kosong tersebut, ia pulang ke rumahnya.
Di sinilah inti dari ayat 2 Raja-raja 4:25 terungkap. Ia menghampiri suaminya, yang mungkin sedang tenggelam dalam keputusasaan atau kebingungan. Dengan nada yang penuh keyakinan dan strategi, ia menyampaikan sebuah proposal. "Mari kita ambil balang minyak ini dan jual untuk membayar utang kita, lalu kita dan anak kita akan hidup dari sisanya." Kalimat ini bukan sekadar permintaan, melainkan sebuah rencana yang matang. Ia telah melihat potensi dari balang-balang yang dikumpulkan, yang kemudian diisi oleh mujizat minyak yang berlimpah dari Tuhan melalui tangan Elisa.
Lebih dari sekadar mencari uang untuk melunasi utang, perempuan ini juga memikirkan kelangsungan hidup keluarganya. Ia menyadari bahwa sisa minyak yang berlimpah itu akan cukup untuk menghidupi mereka, bahkan mungkin untuk memulai kembali usaha kecil atau menopang kehidupan sehari-hari sampai kondisi mereka membaik. Hal ini menunjukkan pandangan ke depan dan kemampuan untuk memanfaatkan berkat yang telah dianugerahkan Tuhan.
Kisah ini mengajarkan banyak hal penting. Pertama, pentingnya respon iman terhadap perintah atau tuntunan ilahi. Kedua, pentingnya memiliki rencana dan strategi dalam menghadapi masalah. Ketiga, kemurahan hati dan hikmat Tuhan yang tidak terbatas, yang mampu mengubah sedikit menjadi banyak. Perempuan ini, melalui ketaatannya dan keberaniannya dalam bertindak, menjadi agen dari mujizat yang menyelamatkan keluarganya dari ancaman kehancuran. Ia juga menunjukkan bagaimana sumber daya yang tampaknya tidak berarti bisa menjadi alat pemulihan ketika digunakan dengan keyakinan dan di bawah penyertaan Tuhan.
Kisah dari 2 Raja-raja 4:25 menjadi pengingat bahwa bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, selalu ada harapan. Dengan iman, keberanian, dan pemikiran yang strategis, kita dapat menemukan solusi yang mungkin terlihat mustahil. Mari kita belajar dari perempuan Sunem ini untuk tidak hanya pasrah pada keadaan, tetapi juga aktif mencari jalan keluar, sembari tetap berserah kepada kuasa dan kasih Tuhan.