"Maka ia menyuruh orang makan. Dan sementara mereka sedang makan, terjadilah bahwa mereka makan sampai kenyang, sebab sesuai dengan firman TUHAN."
Kitab 2 Raja-raja pasal 4 mencatat sebuah peristiwa luar biasa yang melibatkan Nabi Elisa dan seorang wanita dari Sunem. Dalam konteks sejarahnya, peristiwa ini terjadi pada masa ketika umat Tuhan seringkali menghadapi kesulitan, termasuk kelangkaan pangan. Namun, melalui hamba-Nya, Tuhan seringkali menunjukkan kuasa-Nya untuk menyediakan dan melimpahkan, bahkan di saat yang paling tidak terduga sekalipun. Ayat 41 dari pasal ini adalah puncak dari kisah yang penuh keajaiban, menekankan penyediaan ilahi yang melampaui akal manusia.
Kisah ini berawal ketika seorang wanita dari Sunem, yang telah menunjukkan kebaikan hati dan keramahtamahan kepada Elisa, menghadapi masa sulit. Suaminya meninggal dan meninggalkan hutang yang besar. Penagih hutang datang untuk menyita kedua anaknya sebagai budak. Dalam keputusasaan, wanita ini mendatangi Elisa untuk memohon pertolongan. Elisa, yang tergerak oleh penderitaannya, bertanya apa yang bisa ia lakukan. Ia menanyakan tentang apa saja yang dimiliki wanita itu di rumahnya. Awalnya, wanita itu merasa ia tidak memiliki apa-apa selain sedikit minyak.
Meskipun hanya memiliki sedikit minyak, Elisa memberikan instruksi yang tampak aneh namun penuh hikmat: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari semua tetanggamu yang tetangga kosong, janganlah sedikit. Kemudian masuklah engkau dan anak-anakmu, lalu tuangkanlah minyak itu ke dalam semua bejana tadi, dan isi penuh bejana yang penuh isikan." Instruksi ini bukan hanya tentang mengumpulkan bejana, tetapi juga tentang mempercayai firman Tuhan dan bertindak sesuai dengan petunjuk-Nya, sekecil apapun kelihatannya.
Wanita itu, bersama anak-anaknya, melakukan apa yang diperintahkan. Mereka mulai mengisi bejana-bejana dengan minyak yang sedikit itu, dan secara ajaib, minyak itu tidak habis, melainkan terus mengalir mengisi setiap bejana hingga penuh. Ini adalah demonstrasi kuasa Tuhan yang mengubah yang sedikit menjadi banyak, yang kurang menjadi cukup, bahkan melimpah. Kemiskinan dan ancaman perbudakan terhindarkan berkat minyak yang tak habis-habis ini.
Setelah semua bejana terisi, wanita itu kembali kepada Elisa. Elisa kemudian memerintahkan dia untuk menjual minyak itu dan membayar hutangnya, serta menggunakan sisa uangnya untuk menafkahi dirinya dan anak-anaknya. Namun, dalam konteks ayat 41, fokus beralih kepada sebuah peristiwa makan bersama. Ayat ini kemungkinan merujuk pada kisah lain yang terjadi kemudian, atau sebuah gambaran yang lebih luas tentang berkat Tuhan yang selalu cukup.
Ketika Tuhan menyediakan, penyediaan-Nya tidak hanya cukup untuk kebutuhan dasar, tetapi juga untuk sukacita dan perayaan. Ayat "Maka ia menyuruh orang makan. Dan sementara mereka sedang makan, terjadilah bahwa mereka makan sampai kenyang, sebab sesuai dengan firman TUHAN" menyiratkan bahwa setiap pemberian Tuhan selalu disertai kelimpahan. Tidak ada rasa kekurangan, tidak ada rasa cemas, hanya kepuasan yang diberikan oleh berkat-Nya. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan berkuasa untuk mengatasi segala kesulitan dan memberikan lebih dari yang kita minta atau bayangkan. Setiap perjamuan yang diberkati oleh-Nya akan selalu menghasilkan kepuasan yang mendalam, sebuah tanda nyata dari perhatian dan pemeliharaan-Nya.