2 Raja-Raja 7: 7 - Janji Ilahi Tak Terbantahkan

"Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan memberikan tanda ini kepadamu: tahun ini akan tumbuh gandum, dan tahun depan jelai; tetapi pada tahun ketiga kamu akan mencangkul dan menuai, memakan buahnya dan tinggal di dalamnya."

Hope Resilience

Kisah dalam 2 Raja-Raja pasal 7 mencatat sebuah peristiwa luar biasa di tengah pengepungan kota Samaria yang mencekam. Bangsa Aram mengepung kota itu dengan begitu rapat sehingga kelaparan melanda, bahkan kepala keledai pun dijual dengan harga yang sangat mahal. Dalam kondisi keputusasaan seperti inilah, Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Melalui nabi Elisa, Allah menjanjikan sebuah pemulihan yang akan datang secara bertahap, sebuah janji yang terangkum indah dalam firman di ayat ketujuh.

Firman Tuhan yang disampaikan melalui Elisa bukanlah sekadar kata-kata hampa, melainkan sebuah pernyataan kepastian ilahi. Kata "Oleh sebab itu" menunjukkan bahwa janji ini adalah respons langsung terhadap kondisi genting yang dihadapi bangsa Israel, sekaligus sebagai manifestasi dari kedaulatan dan kasih setia Allah. Penekanan pada "Aku akan memberikan tanda ini kepadamu" menegaskan bahwa Allah akan secara aktif terlibat dalam mewujudkan janji-Nya.

Ayat ini membagi pemulihan menjadi tiga tahap yang jelas, menggambarkan rencana Allah yang teratur dan bertahap:

Pesan dari 2 Raja-Raja 7:7 jauh melampaui konteks historisnya. Ayat ini berbicara kepada kita hari ini, terutama di saat-saat ketika kita mungkin menghadapi kesulitan, kekurangan, atau masa-masa penuh ketidakpastian. Janji Allah adalah janji yang kekal. Ia melihat kesesakan kita dan Ia memiliki rencana pemulihan. Terkadang, pemulihan itu datang tidak serta merta, melainkan melalui serangkaian langkah yang membutuhkan kesabaran, iman, dan ketekunan.

Perintah untuk "mencangkul dan menuai, memakan buahnya dan tinggal di dalamnya" juga mengingatkan kita akan peran aktif kita dalam proses pemulihan. Allah berjanji, tetapi kita juga dipanggil untuk bekerja, bersabar, dan mempercayai proses-Nya. Ini adalah bukti dari kemitraan antara manusia dan Tuhan, di mana kepercayaan kita kepada janji-Nya dibarengi dengan tindakan iman yang nyata.

Jadi, ketika kita merenungkan ayat ini, marilah kita diingatkan bahwa dalam setiap musim kehidupan, termasuk musim yang sulit, Allah selalu bekerja untuk kebaikan kita. Ia menjanjikan pemulihan, kelimpahan, dan ketenteraman. Kepercayaan pada janji ilahi ini adalah sumber kekuatan dan harapan yang tak tergoyahkan, sebuah pilar yang kokoh di tengah badai kehidupan.