Lalu raja berkata kepada Hazael: "Bawalah persembahan dan pergilah menyongsong orang itu, dan sampaikanlah pesan ini kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Aku akan menyembuhkan penyakitmu; lihatlah, engkau akan mati."
Kitab 2 Raja-raja mencatat berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Israel dan Yehuda, termasuk kisah-kisah nabi dan raja-raja. Ayat 2 Raja-raja 8:8 terletak dalam narasi tentang Nabi Elisa yang sedang sakit keras. Dalam situasi yang genting ini, seorang utusan dari raja Aram, yaitu Hazael, datang menemui Elisa untuk menanyakan apakah ia akan sembuh dari penyakitnya. Raja Ben-Hadad dari Aram, yang saat itu sedang sakit, mengutus Hazael dengan membawa berbagai macam persembahan berharga, sebagai tanda penghormatan dan harapan untuk mendapatkan jawaban ilahi mengenai kondisinya.
Jawaban Nabi Elisa, yang disampaikan melalui Hazael, sungguh luar biasa. Elisa tidak hanya menyampaikan bahwa raja akan sembuh, tetapi ia juga mengungkapkan sebuah kebenaran yang lebih dalam dan mengejutkan. Ia menyatakan, "Beginilah firman TUHAN: Aku akan menyembuhkan penyakitmu; lihatlah, engkau akan mati." Pernyataan paradoks ini mengandung makna yang mendalam. Di satu sisi, ada pernyataan penyembuhan, namun di sisi lain, ada penegasan tentang kematian.
Pernyataan "Aku akan menyembuhkan penyakitmu; lihatlah, engkau akan mati" bukanlah kontradiksi tanpa makna. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki kedaulatan mutlak atas kehidupan dan kematian. Penyakit yang dialami Ben-Hadad mungkin akan sembuh, tetapi itu tidak berarti ia akan hidup selamanya. Kematian adalah kepastian bagi setiap manusia. Namun, konteks yang lebih luas dari ayat ini seringkali diinterpretasikan bahwa Tuhan memberikan Ben-Hadad kesempatan untuk berbalik atau setidaknya menunjukkan bahwa akhir hidupnya sudah ditentukan, terlepas dari kondisi fisiknya saat itu.
Ayat ini juga menyoroti peran nabi sebagai perantara pesan Tuhan. Elisa, meskipun dalam keadaan lemah karena sakit, tetap mampu menerima dan menyampaikan firman Tuhan dengan jelas. Ini menunjukkan kekuatan dan otoritas pesan ilahi yang melampaui kondisi fisik manusia. Pesan ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, kehidupan kita berada di tangan Tuhan. Janji penyembuhan dari Tuhan bisa berarti kesembuhan fisik, atau bisa juga berarti kedamaian dan penerimaan pada saat kematian, tergantung pada kehendak-Nya yang sempurna.
Lebih jauh lagi, ayat ini dapat dilihat sebagai pengingat akan ketidakpastian hidup manusia dan keandalan rencana Tuhan. Meskipun Hazael datang dengan harapan akan kesembuhan bagi rajanya, ia kemudian diperhadapkan pada kenyataan kematian yang tak terhindarkan. Ini juga menjadi awal dari peristiwa lain yang signifikan dalam kisah raja-raja Aram dan Israel, termasuk bagaimana Hazael sendiri kelak akan menjadi raja Aram dan melakukan banyak kejahatan.
Kisah ini mengajarkan kita untuk berserah pada kehendak Tuhan. Ketika kita sakit atau menghadapi kesulitan, kita boleh berdoa memohon kesembuhan, namun kita juga harus siap menerima apapun rencana Tuhan. Janji ilahi tidak selalu berarti pemenuhan keinginan kita secara harfiah, tetapi selalu berarti kebaikan dan tujuan yang lebih besar bagi mereka yang mengasihi-Nya. 2 Raja-raja 8:8 mengingatkan kita akan kedaulatan Tuhan atas segala aspek kehidupan, termasuk penyakit dan kematian. Pesan ini tetap relevan, memberikan perspektif tentang iman, pengharapan, dan penerimaan di tengah ketidakpastian dunia.