2 Tawarikh 1:12 - Hikmat dan Kekayaan yang Berlimpah

"Oleh karena itu, berikanlah hikmat dan pengetahuan kepada Salomo, supaya ia dapat memimpin umat ini dan mengetahui apa yang baik untuk dilakukan. Karena siapakah yang dapat memerintah umat-Mu yang begitu besar ini?"

Hikmat & Pengetahuan untuk Memimpin Umat
Simbol visual hikmat dan kepemimpinan.

Ayat 2 Tawarikh 1:12 mencatat sebuah momen krusial dalam kehidupan Raja Salomo dan Kerajaan Israel. Setelah Allah berfirman kepada Salomo di Gibeon, menawarkan apa pun yang diinginkannya, Salomo tidak meminta kekayaan, kejayaan, atau umur panjang untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, ia memohon dengan rendah hati, "Berikanlah kepadaku hikmat dan pengetahuan, supaya aku dapat keluar dan masuk di hadapan umat-Mu ini; karena siapakah yang dapat memerintah umat-Mu yang begitu besar ini?" Permintaan Salomo ini sungguh luar biasa, menunjukkan kedalaman kerendahan hati dan kesadaran akan tanggung jawab besar yang diembannya.

Permohonan Salomo tidak hanya sekadar keinginan pribadi, tetapi merupakan pengakuan mendalam akan keterbatasannya sebagai manusia yang lemah dalam menghadapi tugas yang begitu berat. Ia memahami bahwa memerintah sebuah bangsa yang besar, apalagi umat pilihan Allah, bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan lebih dari sekadar kekuatan fisik atau kecerdasan biasa. Dibutuhkan hikmat ilahi – kemampuan untuk memahami kebenaran, membuat keputusan yang bijak, dan membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah. Pengetahuan yang dimintanya bukan sekadar informasi, melainkan pemahaman mendalam yang memampukan dia untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah dan demi kesejahteraan rakyatnya.

Respons Allah terhadap doa Salomo sungguh luar biasa. Alkitab mencatat di ayat-ayat berikutnya bahwa karena Salomo tidak meminta hal-hal duniawi yang fana, melainkan memohon kebijaksanaan untuk melayani, Allah menganugerahkan kepadanya hikmat yang belum pernah ada sebelumnya, dan juga kekayaan serta kemuliaan yang tak tertandingi. Ini adalah prinsip ilahi yang fundamental: ketika kita memprioritaskan hal-hal rohani dan pelayanan kepada Allah dan sesama, hal-hal lain yang baik akan ditambahkan kepada kita. Permintaan Salomo adalah teladan bagi setiap pemimpin, bukan hanya pemimpin agama atau politik, tetapi juga pemimpin dalam keluarga, pekerjaan, dan komunitas.

Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memohon hikmat dari sumber yang tertinggi. Di dunia yang penuh dengan kompleksitas dan tantangan, kita sering kali merasa kewalahan dan tidak yakin jalan mana yang harus diambil. Seperti Salomo, kita perlu menyadari bahwa kekuatan kita sendiri terbatas. Kita membutuhkan hikmat ilahi untuk membimbing langkah kita, memberikan kejernihan dalam pengambilan keputusan, dan membantu kita menavigasi berbagai situasi dengan integritas dan keadilan. Hikmat bukanlah sesuatu yang bisa dibeli dengan uang atau diperoleh melalui pengalaman semata. Ia adalah karunia dari Allah, yang diberikan kepada mereka yang mencarinya dengan tulus.

Selain hikmat, Salomo juga mendapatkan kekayaan dan kemuliaan. Ini bukanlah hasil dari keserakahan, melainkan dari berkat Allah yang melimpah karena ketaatan dan kerendahan hatinya dalam meminta. Salomo menjadi raja yang paling bijaksana dan kaya dalam sejarah Israel. Namun, hikmatnya jauh lebih berharga daripada semua kekayaannya. Penggunaan hikmatnya dalam memerintah membawa kedamaian, kemakmuran, dan stabilitas bagi seluruh kerajaan. Perjanjian Allah dengan Salomo, seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya, menjamin bahwa ia akan memiliki masa pemerintahan yang panjang dan sukses, asalkan ia tetap setia pada perintah-perintah Allah.

Oleh karena itu, ayat 2 Tawarikh 1:12 menjadi pengingat abadi bagi kita semua. Dalam setiap aspek kehidupan, marilah kita belajar dari Salomo untuk memohon hikmat dan pengetahuan ilahi. Biarlah permintaan kita tidak hanya terfokus pada kebutuhan materi atau kepentingan pribadi, tetapi juga pada kemampuan untuk melayani, memimpin dengan adil, dan membuat keputusan yang berkenan di hadapan Allah. Dengan hikmat yang diberikan-Nya, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna, menjadi berkat bagi orang lain, dan membawa kemuliaan bagi Sang Pemberi hikmat.