"Lalu Roh TUHAN menghinggapi Otniel; ia memimpin orang Israel, dan orang Israelpun maju berperang. TUHAN menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Mesopotamia, ke dalam tangan Otniel, sehingga ia mengalahkan Kusyan-Risyataim."
Hakim-hakim 3:10 bukan sekadar ayat yang mencatat sebuah kemenangan militer. Ayat ini adalah cerminan mendalam tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui umat-Nya, memberikan kepemimpinan dan kekuatan saat mereka berada dalam kesulitan. Kisah ini terjadi pada masa ketika bangsa Israel telah jatuh ke dalam dosa lagi, setelah kematian Yosua dan generasi yang lebih tua. Mereka kembali menyembah berhala dan melupakan perjanjian mereka dengan Tuhan, yang mengakibatkan penindasan dari bangsa lain.
Dalam masa kegelapan dan keputusasaan ini, Tuhan tidak meninggalkan mereka. Dia membangkitkan seorang hakim, Otniel, yang bukan hanya seorang pemimpin fisik tetapi juga seorang yang diurapi oleh Roh Tuhan. Kehadiran Roh Tuhan atas Otniel memberikan kepadanya keberanian, hikmat, dan kekuatan untuk memimpin bangsa Israel bangkit melawan penindasan. Kata "menghinggapi" dalam terjemahan Bahasa Indonesia seringkali menggambarkan sebuah penempatan kekuasaan atau kemampuan yang diberikan oleh Tuhan secara langsung.
Kemenangan yang diraih Otniel atas Kusyan-Risyataim, raja Mesopotamia, adalah bukti nyata dari kuasa Tuhan yang bekerja melalui manusia yang mau taat. Kusyan-Risyataim telah menindas Israel selama delapan tahun, sebuah periode yang panjang dan penuh penderitaan. Namun, dengan kepemimpinan Otniel yang dikuatkan oleh Roh Tuhan, bangsa Israel mampu meraih kemerdekaan kembali. Kemenangan ini bukanlah sekadar kemenangan otot, melainkan kemenangan rohani yang didasari oleh pemulihan hubungan Israel dengan Tuhan.
Ayat ini mengajarkan kita beberapa prinsip penting. Pertama, bahwa Tuhan peduli pada keadaan umat-Nya yang menderita dan siap memberikan pertolongan. Kedua, bahwa Tuhan tidak selalu memilih orang yang paling kuat atau paling berpengaruh di mata dunia, melainkan seseorang yang mau dipimpin oleh-Nya. Otniel, yang dikenal sebagai keturunan Kaleb, mungkin tidak terlihat sebagai calon pemimpin besar di awal. Namun, ketika Tuhan menempatkan Roh-Nya kepadanya, dia menjadi instrumen keselamatan bagi seluruh bangsa.
Pelajaran yang dapat diambil dari hakim-hakim 3:10 adalah pentingnya pertobatan sejati. Bangsa Israel berdosa, menderita, lalu bertobat, dan Tuhan menjawab pertobatan mereka dengan memberikan pemimpin dan kemenangan. Ini adalah siklus yang berulang dalam Kitab Hakim-hakim, menunjukkan konsekuensi dari ketidaktaatan dan berkat dari ketaatan. Bagi kita saat ini, ayat ini mengingatkan bahwa ketika kita menghadapi kesulitan dan tantangan, kita dapat mencari kekuatan dan hikmat dari Tuhan. Tuhan yang sama yang mengurapi Otniel siap juga mengurapi dan memberdayakan kita untuk menghadapi peperangan hidup kita, asalkan kita berserah dan taat kepada-Nya. Keadilan Tuhan bukan hanya tentang hukuman bagi yang bersalah, tetapi juga tentang pemulihan dan kemenangan bagi mereka yang kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus.