Ayat 2 Tawarikh 12:5 adalah sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda, yang mengungkapkan hubungan langsung antara ketaatan umat kepada Tuhan dan keselamatan yang mereka terima. Ayat ini mencatat peringatan ilahi yang disampaikan melalui Nabi Syamaia kepada Raja Rehabam dan para pemimpin Yehuda. Pada saat itu, mereka dihadapkan pada ancaman besar dari Syeisa, raja Mesir, yang telah menduduki kota-kota benteng Yehuda dan sedang menuju Yerusalem.
Kondisi yang dihadapi Rehabam dan rakyatnya adalah konsekuensi langsung dari dosa dan kesesatan mereka. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, mengizinkan bangsa asing menguasai mereka sebagai bentuk disiplin. Ancaman invasi militer bukan hanya sekadar peristiwa politik, melainkan sebuah peringatan spiritual. Tuhan ingin mereka menyadari akar masalah mereka, yaitu meninggalkan Dia, sumber kekuatan dan perlindungan mereka. Kelalaian dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Sang Pencipta telah membuka pintu bagi kekuatan duniawi untuk menghancurkan mereka.
Namun, inti dari pesan Nabi Syamaia tidak berhenti pada ancaman kehancuran. Ada sebuah dimensi yang sangat penting, yaitu tawaran keselamatan yang bersyarat pada pertobatan. Ayat ini secara implisit menyatakan bahwa jika mereka mau kembali kepada Tuhan, pemulihan dan perlindungan dapat mereka peroleh. Ini adalah prinsip universal yang berulang kali ditegaskan dalam Kitab Suci: Tuhan selalu membuka jalan kembali bagi mereka yang mau berbalik dari jalan yang sesat.
Respons Raja Rehabam dan para pemimpin Yehuda terhadap peringatan ini sangat penting. Alkitab mencatat dalam ayat-ayat berikutnya (misalnya 2 Tawarikh 12:6-7) bahwa ketika mereka mendengar perkataan Tuhan, mereka merasakan hati mereka direndahkan. Mereka menyadari kesalahan mereka dan mengakui bahwa Tuhanlah yang benar. Dalam kerendahan hati dan ketulusan hati inilah, mereka akhirnya mengambil tindakan yang tepat. Mereka tidak melawan Syeisa dengan kekuatan senjata semata, tetapi lebih penting lagi, mereka berseru kepada Tuhan dan memperbaiki kesesatan mereka.
Tindakan kerendahan hati dan pertobatan tulus inilah yang akhirnya membawa intervensi ilahi. Tuhan melihat ketulusan hati mereka dan memutuskan untuk tidak membinasakan mereka sepenuhnya, melainkan memberikan sebagian pertolongan. Kisah ini menekankan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada kekuatan militer atau kekayaan duniawi, melainkan pada hubungan yang benar dengan Tuhan. Ketika manusia meninggalkan Tuhan, mereka menjadi rentan. Sebaliknya, ketika mereka mencari Tuhan dengan segenap hati, mereka akan menemukan kekuatan dan perlindungan yang tak tergoyahkan.
Oleh karena itu, pesan dari 2 Tawarikh 12:5 jauh melampaui konteks sejarah kuno. Ini adalah pengingat abadi bahwa kesuksesan dan keselamatan kita sangat bergantung pada hubungan kita dengan Tuhan. Ketulusan hati dalam mengakui kesalahan, kerendahan hati untuk bertobat, dan keinginan untuk kembali kepada-Nya adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup, baik yang bersifat pribadi maupun kolektif. Tuhan selalu siap mengulurkan tangan-Nya kepada mereka yang mencari-Nya dengan tulus.
Simbol penuntun dari firman Tuhan