"Ketika orang Yehuda bersorak, maka TUHANlah yang memukul Yerobeam dan seluruh orang Israel di hadapan Abiam dan orang Yehuda, sehingga orang Israel itu melarikan diri dari hadapan Abiam."
Ayat 2 Tawarikh 13:15 menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Israel dan Yehuda. Setelah kematian Salomo, kerajaan terpecah menjadi dua: Kerajaan Utara (Israel) yang dipimpin oleh Yerobeam, dan Kerajaan Selatan (Yehuda) yang berpusat di Yerusalem. Sejak perpecahan itu, kedua kerajaan seringkali terlibat dalam konflik, baik politik maupun militer. Yerobeam, yang memerintah di utara, berusaha keras untuk mempertahankan kekuasaannya dan mencegah rakyatnya kembali ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan. Ia bahkan mendirikan pusat-pusat penyembahan berhala di Dan dan Betel untuk mengalihkan perhatian umat dari Bait Suci di Yerusalem.
Konflik memuncak di masa pemerintahan Abiam, raja Yehuda, dan Yerobeam. Di tengah ketegangan yang semakin memanas, Abiam memimpin pasukan Yehuda yang secara jumlah jauh lebih kecil, hanya delapan ratus ribu prajurit pilihan, berhadapan dengan pasukan Yerobeam yang berjumlah satu juta dua ratus ribu prajurit perkasa dari seluruh Israel. Situasi ini tampak sangat menguntungkan pihak Yerobeam. Dari perspektif manusia, kemenangan bagi Abiam dan Yehuda hampir tidak mungkin terjadi.
Namun, ayat ini memberikan sebuah perspektif yang berbeda. Sebelum pertempuran dimulai, Abiam menyampaikan sebuah khotbah yang mengingatkan pasukannya tentang kesetiaan Tuhan kepada Daud dan perjanjian-Nya. Ia menegaskan bahwa Yehuda memiliki Tuhan yang bersama mereka, sementara Israel telah meninggalkan Tuhan. Perbedaan fundamental inilah yang menjadi kunci kemenangan. Ketika pertempuran pecah, bukanlah semata-mata kehebatan pasukan Abiam yang berperan, melainkan "TUHANlah yang memukul Yerobeam dan seluruh orang Israel". Sorakan dari orang Yehuda menjadi tanda seru dari pertolongan ilahi yang datang. Tuhan sendiri yang campur tangan, membalikkan keadaan secara dramatis. Pasukan Israel yang jumlahnya jauh lebih besar tiba-tiba berbalik melarikan diri dari hadapan Abiam.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang sumber kemenangan sejati. Kemenangan tidak selalu datang dari kekuatan, strategi, atau jumlah yang superior. Seringkali, kemenangan datang dari iman, kesetiaan kepada Tuhan, dan pengakuan akan kedaulatan-Nya. Ketika kita menghadapi tantangan yang tampak mustahil, ketika sumber daya kita terbatas, dan ketika kekuatan musuh begitu besar, kita diingatkan bahwa kita memiliki Tuhan yang Maha Kuasa di pihak kita. Kemenangan yang tak terduga ini menegaskan bahwa iman kepada Tuhan mampu mengatasi segala keterbatasan. Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya tidak pernah meninggalkan Tuhan, karena Dia adalah sumber pertolongan dan kemenangan kita yang abadi.