2 Tawarikh 13:17

Dan anak-anak perempuan Yerobeam kalah oleh sebab itu; dan TUHAN memukul mereka sampai mati.

Kisah Perang Israel dan Yehuda

Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 13, khususnya pada ayat 17, membawa kita pada sebuah momen penting dalam sejarah Kerajaan Israel dan Yehuda setelah perpecahan kerajaan. Ayat ini merupakan akhir dari sebuah pertempuran sengit antara dua kerajaan bersaudara yang dipimpin oleh Raja Yerobeam dari Israel (kerajaan utara) dan Raja Abia dari Yehuda (kerajaan selatan). Peristiwa ini menunjukkan konsekuensi tragis dari perpecahan dan pemberontakan terhadap kehendak Tuhan.

Ayat sebelumnya, 2 Tawarikh 13:16, menggambarkan bagaimana pasukan Israel melarikan diri dari Yehuda, dan Tuhan menyerahkan mereka. Kemudian, ayat 17 menutup kisah tersebut dengan menyatakan bahwa “anak-anak perempuan Yerobeam kalah oleh sebab itu; dan TUHAN memukul mereka sampai mati.” Pernyataan ini cukup tegas dan menyiratkan bahwa kekalahan tersebut bukan sekadar kekalahan militer biasa, melainkan sebuah pukulan ilahi yang mengakibatkan kematian.

Konteks sejarah ini sangat penting untuk dipahami. Setelah kematian Salomo, kerajaan bersatu terpecah menjadi dua. Yerobeam, raja pertama dari sepuluh suku utara, berusaha mengukuhkan kekuasaannya dengan mendirikan pusat-pusat penyembahan alternatif di Betel dan Dan, jauh dari Yerusalem. Tindakan ini dianggap sebagai pemberontakan terhadap perjanjian Tuhan dan prinsip penyembahan yang ditetapkan. Raja Abia dari Yehuda, yang mewakili garis keturunan Daud dan penjaga Bait Suci di Yerusalem, memimpin pasukannya untuk melawan Israel.

Pertempuran yang dicatat dalam pasal ini adalah salah satu yang paling signifikan, di mana pasukan Yehuda yang lebih kecil berhasil mengalahkan pasukan Israel yang jauh lebih besar. Kemenangan ini bukan karena kehebatan militer Yehuda semata, tetapi karena pengakuan mereka akan kebenaran firman Tuhan dan kepemimpinan Raja Abia yang beriman. Dalam 2 Tawarikh 13:10-12, Raja Abia mengingatkan pasukannya untuk bergantung pada Tuhan.

Yehuda P P Israel P P Tuhan Kalah Kalah

Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah pertempuran, tetapi juga pelajaran teologis. Ayat 17 secara spesifik menyebutkan bahwa “TUHAN memukul mereka sampai mati.” Ini menegaskan bahwa Tuhan terlibat dalam urusan manusia dan akan menghakimi dosa serta pemberontakan. Dalam konteks ini, kekalahan dan kematian “anak-anak perempuan Yerobeam” (kemungkinan merujuk pada keluarga atau anggota penting dari pihak Israel, atau bahkan merujuk pada kematian banyak prajurit yang merupakan bagian dari kerajaan yang didirikan Yerobeam) menjadi peringatan keras bahwa ketidaktaatan kepada Tuhan membawa konsekuensi yang serius.

Kisah ini mengajarkan pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan kedaulatan-Nya atas segala bangsa dan kerajaan. Bagi bangsa Israel yang terpecah, ini adalah pengingat bahwa perpecahan dan penyimpangan dari jalan Tuhan hanya akan membawa kehancuran. Sebaliknya, bagi Yehuda, kemenangan itu adalah bukti bahwa Tuhan membela umat-Nya yang setia.

Kita dapat belajar dari 2 Tawarikh 13:17 tentang realitas keadilan ilahi dan bahaya dari penyimpangan rohani. Penting untuk selalu menjaga hubungan yang benar dengan Tuhan dan memelihara kesetiaan pada ajaran-Nya, baik secara pribadi maupun komunal. Peristiwa ini tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya integritas rohani dan konsekuensi dari tindakan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.