Orang Israel yang durhaka dikalahkan dengan hebat pada hari itu, sebab TUHAN telah memberikan kemenangan kepada Rehabeam dan kepada seluruh orang Yehuda atas tentara Yerobeam yang jumlahnya jauh lebih besar.
Ayat 2 Tawarikh 13:18 mencatat sebuah peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Israel, yaitu kemenangan Raja Rehabeam dari Yehuda atas Raja Yerobeam dari Israel. Peristiwa ini tidak sekadar catatan pertempuran biasa, melainkan sebuah pelajaran mendalam tentang iman, hikmat, dan campur tangan ilahi. Di tengah perselisihan dan perpecahan kerajaan, Tuhan menunjukkan bahwa ketaatan dan kepercayaan kepada-Nya adalah kunci kemenangan sejati, bukan sekadar kekuatan militer atau jumlah pasukan.
Setelah kematian Salomo, Kerajaan Israel terpecah menjadi dua: Kerajaan Yehuda di selatan (terdiri dari suku Yehuda dan Benyamin) dengan pusatnya di Yerusalem, dan Kerajaan Israel di utara (terdiri dari sepuluh suku lainnya) dengan pusatnya di Samaria. Raja Yerobeam memimpin kerajaan utara dan berusaha keras untuk mencegah rakyatnya kembali ke Yerusalem untuk beribadah, dengan mendirikan tempat-tempat penyembahan berhala. Hal ini menimbulkan konflik terus-menerus antara kedua kerajaan.
Dalam konteks inilah, Raja Rehabeam dari Yehuda menghadapi tentara Yerobeam yang jauh lebih besar. Secara logika manusia, peluang kemenangan Yehuda sangatlah tipis. Namun, Alkitab secara tegas menyatakan bahwa kemenangan itu datang dari Tuhan. Ini menekankan prinsip bahwa Tuhan seringkali bekerja bukan melalui kekuatan manusia yang luar biasa, tetapi melalui cara-cara yang tidak terduga untuk menunjukkan kemuliaan-Nya.
Pesan utama dari ayat ini adalah bahwa Tuhan adalah sumber kemenangan. Ketika umat-Nya bergantung pada-Nya, mematuhi firman-Nya, dan bertindak dengan iman, mereka dapat menghadapi tantangan apa pun. Kemenangan ini bukanlah hasil dari kecerdasan militer Rehabeam semata, tetapi lebih kepada pengakuan dan penyerahannya kepada kehendak Tuhan.
Ayat ini juga menyoroti konsekuensi dari ketidaktaatan. Yerobeam, yang telah menjauhkan rakyatnya dari Tuhan, akhirnya mengalami kekalahan. Ini adalah pengingat bahwa jalan dosa dan pemberontakan hanya akan membawa kehancuran, sementara ketaatan membawa berkat dan perlindungan ilahi. Bagi orang percaya saat ini, 2 Tawarikh 13:18 mengajarkan pentingnya menjaga iman, berpegang teguh pada kebenaran Tuhan, dan selalu bersandar pada kekuatan-Nya dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam perjuangan pribadi maupun dalam menghadapi tantangan dunia.
Kemenangan yang digambarkan dalam ayat ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan hadir dan bertindak dalam kehidupan umat-Nya. Hal ini memberikan penghiburan dan kekuatan bagi siapa saja yang sedang menghadapi situasi sulit, mengingatkan bahwa dengan iman, segala sesuatu menjadi mungkin.
Setiap kali kita membaca ayat seperti 2 Tawarikh 13:18, marilah kita merenungkan bagaimana kita menempatkan kepercayaan kita. Apakah kita cenderung mengandalkan kekuatan diri sendiri, kecerdasan, atau sumber daya duniawi? Atau apakah kita dengan sepenuh hati berserah kepada Tuhan, memohon bimbingan dan kekuatan-Nya? Sejarah yang dicatat dalam Kitab Tawarikh adalah pengingat abadi bahwa hikmat dan kekuatan sejati datang dari Yang Maha Tinggi. Kemenangan yang dianugerahkan Tuhan adalah bagi mereka yang setia dan taat kepada-Nya. Mari kita terus menumbuhkan iman kita, agar kita juga dapat mengalami kemenangan-kemenangan dalam hidup kita, bukan karena kemampuan kita, tetapi karena kuasa Tuhan yang bekerja di dalam kita.