2 Tawarikh 14:9 - Keberanian dan Iman di Tengah Ancaman

"Kemudian Zerah, orang Etiopia itu, maju melawan mereka dengan tentara sejuta orang dan tiga ratus kereta perang. Lalu Asaf maju menghadapi dia."

Ayat dari kitab 2 Tawarikh 14:9 ini menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah raja Asa dari Yehuda. Kisah ini bukan sekadar catatan perang, melainkan sebuah pelajaran mendalam tentang bagaimana iman dan keberanian dapat menjadi sumber kekuatan tak terduga di hadapan ancaman yang luar biasa besar. Zerah, seorang pemimpin dari bangsa Etiopia, datang dengan pasukan yang jumlahnya sangat mencengangkan: sejuta orang dan tiga ratus kereta perang. Bayangkan skala ancaman ini bagi sebuah kerajaan yang mungkin tidak memiliki kekuatan militer sebesar itu. Situasi ini pasti menimbulkan ketakutan yang luar biasa di hati bangsa Yehuda.

Namun, yang menarik adalah respons raja Asa. Alih-alih berputus asa atau mencoba mencari persekutuan dengan kekuatan lain yang mungkin juga memiliki niat buruk, Asa memilih untuk bersandar pada Tuhan. Kitab 2 Tawarikh sebelumnya mencatat doa Asa yang penuh keyakinan: "Ya TUHAN, bagi-Mu tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan orang-orang yang tidak punya kekuatan. Tolonglah kami, ya TUHAN, Allah kami, sebab kepada-Mu kami bersandar dan karena nama-Mu kami maju melawan gerombolan ini. Ya TUHAN, Engkaulah Allah kami, janganlah biarkan manusia berbuat yang Engkau kehendaki terhadap-Mu." Doa ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang kedaulatan Tuhan dan penyerahan diri sepenuhnya.

Ketika Zerah dan pasukannya yang besar maju, ayat ini menyoroti keberanian Asaf, panglima perang Raja Asa, yang maju menghadapi mereka. Ini bukan semata-mata keberanian fisik, melainkan keberanian yang timbul dari iman. Asaf dan pasukannya tahu bahwa mereka menghadapi perbandingan kekuatan yang sangat tidak menguntungkan dari segi jumlah dan perlengkapan. Namun, mereka maju karena mereka telah mempercayakan diri kepada Tuhan. Kemenangan yang kemudian diraih oleh bangsa Yehuda bukanlah karena kehebatan strategi mereka semata, melainkan karena campur tangan ilahi yang luar biasa. Tuhan mengacaukan pasukan Zerah, sehingga mereka tidak dapat bertahan dan melarikan diri dari hadapan Yehuda. Dalam pertempuran itu, Yehuda meraih kemenangan besar, menawan banyak rampasan perang.

Pelajaran utama dari kisah ini adalah bahwa skala masalah, sebesar apapun kelihatannya, tidak akan dapat mengalahkan kekuatan Tuhan. Keberanian yang sejati bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan kemampuan untuk bertindak meskipun ada rasa takut, karena didasari oleh keyakinan pada kuasa yang lebih besar. Bagi kita yang hidup di masa kini, ayat ini mengingatkan bahwa dalam menghadapi kesulitan hidup, baik itu masalah keuangan, kesehatan, hubungan, atau tantangan pekerjaan, kita memiliki sumber pertolongan yang tak terbatas. Menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, berdoa dengan keyakinan, dan kemudian mengambil langkah keberanian yang diperlukan, adalah kunci untuk melewati badai. Kisah ini menjadi saksi bahwa Tuhan dapat bekerja melalui cara-cara yang tak terduga untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang setia kepada-Nya.

Simbol kekristenan yang melambangkan kekuatan dan iman

Simbol perisai yang dipadukan dengan salib melambangkan perlindungan ilahi dan iman yang teguh.