"Pada hari itu dipersembahkan oleh orang Israel tujuh ratus ekor lembu, tujuh ribu ekor domba dan tujuh ribu ekor kambing, tujuh ratus ekor lembu jantan untuk korban bakaran bagi TUHAN."
Simbol Kasih Setia Allah
Ayat dari Kitab 2 Tawarikh pasal 15 ayat 11 ini menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda, yaitu pada masa pemerintahan Raja Asa. Peristiwa ini menandai sebuah pemulihan spiritual yang mendalam setelah masa-masa kegelapan di mana umat Israel telah menyimpang dari jalan TUHAN, menyembah berhala, dan hidup dalam kemerosotan moral.
Ayat ini secara spesifik menggambarkan jumlah korban persembahan yang sangat besar. Tujuh ratus lembu, tujuh ribu domba, dan tujuh ribu kambing, ditambah tujuh ratus lembu jantan untuk korban bakaran. Angka-angka ini bukan sekadar jumlah hewan; mereka melambangkan kedalaman penyesalan, kesungguhan hati, dan ketaatan total umat yang kembali kepada Allah. Persembahan yang begitu melimpah menunjukkan pengakuan yang tulus atas kesalahan mereka dan kerinduan untuk memulihkan hubungan mereka dengan Sang Pencipta.
Apa yang mendorong persembahan sebesar ini? Raja Asa telah mengambil langkah-langkah tegas untuk membersihkan Yehuda dari segala bentuk penyembahan berhala dan kemurtadan. Ia menghancurkan patung-patung berhala, menyingkirkan para pelacur kuil, dan menasihati rakyatnya untuk berpegang teguh pada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Dengan keberanian dan iman yang dimilikinya, Asa memimpin bangsanya kembali ke jalan kebenaran. Sebagai respons atas pemulihan ini, umat secara sukarela memberikan persembahan yang luar biasa ini.
Peristiwa ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan; ini adalah manifestasi nyata dari perjanjian kasih Allah yang tak terputus. Meskipun umat seringkali jatuh, Allah tetap setia untuk mengampuni dan memulihkan mereka yang kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Persembahan yang dipersembahkan adalah bentuk ucapan syukur dan pengakuan atas kasih setia Allah yang senantiasa ada bagi mereka.
Kita dapat belajar banyak dari 2 Tawarikh 15:11. Pertama, pentingnya pemulihan rohani. Seperti umat Yehuda yang kembali dari penyembahan berhala, kita juga dipanggil untuk meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Allah dan berbalik kepada-Nya. Kedua, nilai ketulusan dalam ibadah. Persembahan dalam ayat ini menggambarkan hati yang berserah sepenuhnya, bukan hanya sekadar kewajiban. Ketiga, janji berkat Allah bagi mereka yang taat. Pemulihan iman ini membawa berkat, kedamaian, dan keamanan bagi kerajaan.
Di dunia modern ini, di mana godaan untuk menyimpang dari jalan Allah begitu banyak, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan yang erat dengan Tuhan. Persembahan kita mungkin bukan lagi hewan, melainkan waktu, tenaga, talenta, dan harta kita yang dipersembahkan untuk kemuliaan-Nya. Yang terpenting adalah sikap hati yang benar, kerelaan untuk berserah, dan iman yang teguh. 2 Tawarikh 15:11 menjadi saksi bisu akan kebesaran kasih dan pengampunan Allah, serta respons yang seharusnya kita berikan sebagai umat yang dikasihi-Nya.