"Maka Roh TUHAN datang meliputi Yhazi bin Zakharia bin Benaya bin Yeiel bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, di tengah-tengah jemaah itu."
Ayat yang kita renungkan hari ini, 2 Tawarikh 20:14, membuka jendela menuju momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda. Raja Yosafat, seorang pemimpin yang berusaha hidup takut akan Tuhan, menghadapi ancaman besar. Sekutu-sekutu bangsa Moab, Amon, dan Meun datang menyerang dengan kekuatan yang menakutkan. Dalam keadaan yang genting ini, seluruh Yehuda berkumpul di Yerusalem untuk berdoa dan memohon pertolongan Tuhan.
Di tengah-tengah keputusasaan dan ketakutan, Tuhan memilih untuk berbicara. Ia tidak memilih seorang nabi besar yang sudah dikenal, melainkan Yhazi, seorang Lewi dari keluarga Asaf. Ini menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan siapa saja, di mana saja, dan kapan saja untuk menyampaikan pesan-Nya. Yang terpenting bukanlah status atau kedudukan seseorang, melainkan hati yang terbuka dan ketersediaan untuk melayani Tuhan.
Ketika Roh TUHAN "datang meliputi" Yhazi, ia tidak lagi berbicara atas namanya sendiri. Ia menjadi saluran ilahi, menyampaikan pesan yang kuat dari Tuhan sendiri. Pesan tersebut adalah jaminan kemenangan. Tuhan berfirman bahwa peperangan itu bukan milik Yehuda, melainkan milik Tuhan. Mereka tidak perlu bertempur, cukup berdiri teguh, melihat keselamatan yang akan diberikan Tuhan.
Fokus ayat ini adalah pada cara Tuhan bertindak. Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran dan Roh Kekuatan, turun dan menguasai Yhazi. Ini bukan sekadar inspirasi biasa, melainkan sebuah penguasaan ilahi yang memberikan keberanian, hikmat, dan otoritas untuk menyampaikan Firman Tuhan. Di tengah ketakutan manusia yang luar biasa, intervensi ilahi inilah yang menjadi kunci perubahan situasi. Tuhan membangkitkan seorang hamba-Nya yang rendah hati untuk menjadi pembawa pesan kemenangan.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, jangan pernah meremehkan peran Roh Kudus dalam hidup kita. Ia yang menguatkan, menuntun, dan memberikan perspektif ilahi ketika kita menghadapi masalah. Kedua, Tuhan berdaulat atas segala situasi. Bahkan dalam ancaman terbesar sekalipun, Tuhan memiliki rencana keselamatan. Ketiga, kesediaan untuk taat dan membiarkan Roh Tuhan bekerja melalui kita, sekecil apapun peran kita, dapat membawa dampak yang besar.
Dengan memahami konteks ini, ayat 2 Tawarikh 20:14 bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi sebuah pengingat yang menyegarkan bahwa di saat kita merasa lemah dan tak berdaya, Roh TUHAN siap menguasai kita. Ia memberikan kekuatan untuk bangkit, keberanian untuk menghadapi apa pun, dan keyakinan bahwa kemenangan datang dari Dia. Marilah kita membuka hati agar Roh Kudus dapat bekerja dengan leluasa dalam hidup kita, memimpin kita pada jalan kebenaran dan kemenangan-Nya.