Yosafat tunduk dengan muka sujud ke tanah, dan seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem sujud menyembah TUHAN, dan menyembah TUHAN dengan khidmat.
Ayat 2 Tawarikh 20:18 menggambarkan sebuah momen penting dalam sejarah Israel, di mana Raja Yosafat dan seluruh rakyat Yehuda serta Yerusalem menunjukkan respons yang mendalam dan penuh kekhusukan terhadap firman Tuhan. Setelah menerima kabar bahwa pasukan musuh yang besar datang melawan mereka, Yosafat tidak mengandalkan kekuatan militernya semata. Sebaliknya, ia mengumpulkan umatnya, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan mencari tuntunan dari Tuhan. Respons yang terekam dalam ayat ini adalah puncak dari iman dan penyerahan diri mereka.
Tindakan "tunduk dengan muka sujud ke tanah" adalah simbol kerendahan hati yang ekstrem dan pengakuan total atas kedaulatan Tuhan. Ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan manifestasi dari hati yang hancur dan berserah sepenuhnya. Seluruh umat, mulai dari raja hingga penduduk kota, berpartisipasi dalam tindakan penyembahan ini. Ini menunjukkan bahwa respons terhadap anugerah dan kuasa Tuhan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya kewajiban pemimpin.
Fokus utama dari penyembahan ini adalah "menyembah TUHAN dengan khidmat." Kata "khidmat" di sini menyiratkan rasa hormat yang mendalam, ketakutan yang kudus, dan keseriusan dalam mendekati Sang Pencipta. Dalam konteks pertempuran yang mengancam, tindakan ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan pengakuan bahwa kekuatan terbesar datang dari Tuhan sendiri. Mereka sadar bahwa kemenangan bukanlah hasil dari strategi perang mereka, melainkan anugerah yang diberikan oleh Dia yang berkuasa atas segala sesuatu.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi kesulitan, kerendahan hati, doa, dan penyembahan yang tulus kepada Tuhan adalah pondasi yang kokoh. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak pernah meremehkan kekuatan penyerahan diri dan iman. Ketika kita merasa kecil dan tidak berdaya di hadapan tantangan hidup, mari kita meneladani Yosafat dan umatnya. Hadapkanlah wajah kita ke tanah, akui kebesaran Tuhan, dan serahkanlah segala kekhawatiran kita kepada-Nya. Kekuatan sejati dan kemenangan datang ketika kita berserah sepenuhnya dan menyembah Tuhan dengan seluruh hati dan jiwa kita. Respons yang lahir dari iman seperti inilah yang akan mengubah ketakutan menjadi keberanian dan keputusasaan menjadi harapan.
Dalam kerendahan hati dan penyembahan, kita menemukan kekuatan yang melampaui segala keterbatasan.