Simbol Kitab Suci dan Janji

2 Tawarikh 21 8: Janji Setia Tuhan kepada Daud

"Pada zaman Yehoram itu orang Edom memberontak terhadap kekuasaan Yehuda, dan mengangkat seorang raja atas diri mereka sendiri."

Kitab 2 Tawarikh, pasal 21 ayat 8, membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda. Ayat ini mencatat pemberontakan orang Edom terhadap kekuasaan raja Yehuda pada masa pemerintahan Yehoram. Pemberontakan ini bukanlah sekadar pergolakan politik biasa, melainkan sebuah tanda dari tantangan dan kerentanan yang dihadapi oleh umat Tuhan dalam perjalanan sejarah mereka. Namun, di balik peristiwa tersebut, tersembunyi sebuah janji ilahi yang tak tergoyahkan, sebuah resonansi dari perjanjian Tuhan dengan Daud.

Perjanjian Tuhan dengan Daud, yang seringkali dirujuk dalam Kitab Suci, adalah sebuah janji kekal mengenai keturunan Daud yang akan memerintah selamanya. Janji ini bukan hanya tentang garis keturunan fisik, tetapi lebih dalam lagi, merujuk pada Kerajaan Mesianik yang akan didirikan oleh Kristus, keturunan Daud. Dalam konteks 2 Tawarikh 21:8, ketika Yehoram menghadapi pemberontakan, kita diingatkan bahwa meskipun ada pergolakan eksternal dan kegagalan internal, fondasi kerajaan yang dijanjikan Tuhan tidak akan pernah goyah.

Pemberontakan Edom ini menekankan bahwa kekuasaan manusia bersifat sementara dan rentan terhadap gejolak. Yehoram sendiri, sebagai keturunan Daud, adalah seorang raja yang imannya sedang diuji, dan tindakannya kemudian dalam hidupnya menunjukkan bahwa ia tidak selalu setia kepada Tuhan. Namun, ketidaksetiaan seorang raja, atau pemberontakan rakyat, tidak dapat membatalkan janji Tuhan. Janji kepada Daud melampaui keberhasilan atau kegagalan individu. Itu adalah janji berdasarkan karakter Allah yang setia.

Ayat ini juga menjadi pengingat penting bagi kita di masa kini. Dalam kehidupan kita, seringkali kita menghadapi "pemberontakan" dalam berbagai bentuk: tantangan pribadi, keraguan, atau bahkan kesulitan yang tampaknya mengguncang fondasi keyakinan kita. Namun, seperti halnya kerajaan Daud yang terus tegak di atas janji Tuhan meskipun menghadapi berbagai ancaman, demikian pula kehidupan orang percaya didasarkan pada janji-janji Allah yang tak tergoyahkan. Tuhan adalah Allah yang setia, dan janji-Nya kepada Daud, yang mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus, adalah jangkar bagi iman kita.

Ketika kita merenungkan 2 Tawarikh 21:8, kita tidak hanya melihat catatan sejarah tentang pemberontakan. Kita melihat bukti dari kelemahan manusia dan ketidakstabilan dunia yang kita tinggali. Namun, yang lebih penting, kita melihat gambaran awal dari kasih setia Allah yang memelihara perjanjian-Nya. Pemberontakan Edom adalah momen sementara, tetapi janji Tuhan kepada Daud adalah kekal. Ini adalah sumber penghiburan dan kekuatan terbesar bagi setiap orang yang mengandalkan Dia.