2 Tawarikh 21:9 - Kutuk yang Membinasakan

"Dan pada waktu itu, ketika Yoram melintasi para pengawalnya, ia memanggil raja Edom, tetapi raja Edom itu juga tidak datang. Maka raja Yoram pun kembali, dan dengan ditemani para pengawalnya, ia bangkit menyerang Edom; dan pada malam itu ia bangkit dan memukul kalah orang-orang Edom yang bangkit menyerangnya beserta para kepala pasukan."
Kemenangan yang Sia-sia

Konteks Historis dan Peringatan

Ayat 2 Tawarikh 21:9 menceritakan sebuah momen krusial dalam pemerintahan Raja Yoram dari Yehuda. Setelah terjadi pemberontakan di Edom dan para raja Edom menolak untuk datang kepadanya, Yoram memutuskan untuk bertindak tegas. Ia memimpin pasukannya untuk menyerang Edom, dan dalam sebuah pertempuran malam yang sengit, ia berhasil mengalahkan mereka.

Namun, kemenangan ini tidak datang tanpa konsekuensi yang mengerikan. Kitab Tawarikh mencatat bahwa tindakan Yoram ini, yang didorong oleh ambisi dan mungkin juga kemarahannya, merupakan bagian dari serangkaian keputusan yang buruk. Pemerintahan Yoram ditandai dengan kemurtadan dan penindasan terhadap umat Allah. Ia bahkan membunuh saudara-saudaranya sendiri demi mengamankan tahta. Tindakan kekerasan dan ketidaktaatan pada hukum Tuhan ini berujung pada hukuman ilahi yang dahsyat.

Kefasikan Yoram dan Dampaknya

Fokus utama dari pasal 21 dalam Kitab Tawarikh adalah pada kegagalan Yoram untuk mengikuti jejak ayahandanya, Yosafat, yang adalah raja yang saleh. Sebaliknya, Yoram justru menikah dengan putri Ahab, Izebel, yang membawa pengaruh jahat ke dalam istana. Ia memimpin rakyat Yehuda menyembah berhala dan meninggalkan Tuhan. Konsekuensi dari kefasikan ini sangat mengerikan. Bangsa Filistin dan Arab menyerbu Yehuda, menjarah istana, dan membawa pergi semua harta benda serta keluarga Yoram, kecuali anak-anak bungsunya.

Bahkan setelah semua malapetaka itu, Yoram tetap tidak mau bertobat. Sebaliknya, ia terus melakukan kejahatan. Akhirnya, Tuhan mengutus nabi Elia untuk menyampaikan nubuat hukuman yang mengerikan. Ayat 2 Tawarikh 21:9 adalah bagian dari gambaran pertempuran yang terjadi di tengah-tengah periode kehancuran dan ketidakstabilan ini. Kemenangan Yoram atas Edom, meskipun tampak sebagai bukti kekuatannya, sebenarnya terjadi di bawah bayang-bayang murka Tuhan.

Pelajaran dari 2 Tawarikh 21:9

Ayat ini, bersama dengan konteks pasal 21, memberikan pelajaran penting tentang kedaulatan Tuhan, konsekuensi dari dosa, dan pentingnya kepemimpinan yang takut akan Tuhan. Kemenangan militer semata tidak menjamin keamanan atau keberkahan jika tidak didasari oleh ketaatan pada firman Tuhan. Sebaliknya, keberdosaan seorang pemimpin dapat membawa malapetaka tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi seluruh bangsa.

Kisah Yoram menjadi pengingat yang kuat bahwa kekuasaan dan kekuatan duniawi tidak ada artinya di hadapan keadilan ilahi. Peringatan dalam ayat ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana hidup kita, terutama kepemimpinan kita (dalam skala apapun), selaras dengan kehendak Tuhan. Menolak Tuhan dan berbuat jahat akan selalu membawa kehancuran, terlepas dari kemenangan sesaat yang mungkin diraih.