Ayat 2 Tawarikh 25:22 mencatat sebuah momen kemenangan penting bagi Raja Yehosafat dan bangsa Yehuda. Kemenangan ini bukan sekadar hasil dari strategi militer atau jumlah pasukan yang lebih banyak, melainkan sebuah penegasan akan kehadiran dan dukungan Tuhan. Kalimat "Dan TUHAN menyertai Yehosafat" adalah inti dari keberhasilan mereka. Ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap aspek kehidupan, termasuk perjuangan dan tantangan, kehadiran ilahi adalah sumber kekuatan yang tak tergoyahkan.
Ketika Tuhan menyertai, hasil pertempuran berubah secara dramatis. Suku Yehuda, yang mungkin sebelumnya merasa terancam atau memiliki keterbatasan, mendapati diri mereka mampu mengalahkan musuh mereka, yaitu orang Aram. Frasa "sehingga mereka lari dari hadapan orang Yehuda" menggambarkan ketakutan dan kekalahan total musuh. Ini bukan hanya tentang kemenangan fisik, tetapi juga kemenangan moral dan spiritual. Kepercayaan pada Tuhan memampukan mereka untuk menghadapi dan mengalahkan lawan yang tampaknya lebih kuat.
Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat relevan bagi kita di zaman modern. Dalam menghadapi tantangan pribadi, profesional, atau bahkan sosial, kita sering kali mencari solusi yang bersifat duniawi. Namun, ayat ini menekankan bahwa sumber kemenangan sejati terletak pada hubungan kita dengan Tuhan. Sama seperti Yehosafat, kita dipanggil untuk menempatkan iman kita kepada-Nya sebagai prioritas. Ketika kita bertekad untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, dan mencari pimpinan-Nya dalam setiap keputusan, kita dapat yakin bahwa Dia akan menyertai kita.
Yehosafat dikenal sebagai raja yang berusaha menjalankan kebenaran di hadapan Tuhan. Kemenangannya dalam 2 Tawarikh 25:22 bukanlah kebetulan semata, tetapi merupakan buah dari kehidupannya yang saleh. Tuhan membalas kesetiaan dan upaya untuk menegakkan keadilan. Ini mengajarkan kita bahwa hidup yang benar dan takut akan Tuhan sering kali berujung pada berkat dan kemenangan, bukan dalam arti kesuksesan duniawi semata, tetapi dalam damai sejahtera dan kemampuan untuk menavigasi kehidupan dengan hikmat ilahi.
Bagaimana kita dapat mengalami penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita? Ayat ini secara implisit mengajak kita untuk meneladani Yehosafat. Ini berarti mencari Tuhan, memohon pertolongan-Nya, dan berusaha hidup sesuai dengan firman-Nya. Ketika kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada-Nya, kita tidak perlu gentar menghadapi apa pun. Kemenangan yang dijanjikan dalam ayat ini adalah kemenangan yang berasal dari sumber yang paling tinggi, memberikan bukan hanya pembebasan dari masalah, tetapi juga ketenangan hati dan keyakinan akan masa depan yang diberkati.