2 Tawarikh 28:18 - Berkat Kesetiaan pada Tuhan

"Sebab TUHAN, Allah nenek moyangmu, telah mengusir orang Filistin dari hadapanmu dan mengalahkan mereka. Demikian juga kamu harus mengalahkan mereka, sebab pada waktu kamu datang kepada-Nya, kamu akan mengalahkan mereka."
Simbol pohon tumbang melambangkan kekuatan yang diberikan Tuhan

Ayat ini, yang tertulis dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 28 ayat 18, membawa sebuah pesan yang kuat dan relevan bagi umat percaya, baik di masa lalu maupun di masa kini. Ayat ini berbicara tentang janji Tuhan kepada umat-Nya, sebuah janji yang berakar pada kesetiaan dan keberanian untuk bersandar pada kekuatan ilahi. Dengan kata-kata yang tegas, Tuhan mengingatkan Israel akan kemenangan-kemenangan masa lalu yang Dia berikan, dan menegaskan bahwa kemenangan di masa depan pun akan bergantung pada hubungan mereka dengan-Nya.

Konteks historis dari ayat ini penting untuk dipahami. Kitab Tawarikh seringkali berfungsi sebagai catatan sejarah yang menekankan pentingnya ketaatan terhadap hukum Tuhan dan konsekuensi dari ketidaktaatan. Pada masa ini, bangsa Israel, dan khususnya kerajaan Yehuda, seringkali terombang-ambing antara kesetiaan kepada Tuhan dan godaan untuk menyembah dewa-dewa asing. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan ancaman dari bangsa-bangsa tetangga seperti Filistin, ayat ini menjadi pengingat yang vital akan sumber kekuatan sejati.

Ayat ini secara eksplisit menyebutkan kemenangan atas orang Filistin. Bangsa Filistin dikenal sebagai musuh yang tangguh dan seringkali menjadi ancaman bagi Israel. Namun, Tuhan berfirman bahwa Dia sendirilah yang telah mengusir mereka sebelumnya. Ini bukan semata-mata hasil dari kekuatan militer Israel, melainkan anugerah dan intervensi Tuhan. Pernyataan "Demikian juga kamu harus mengalahkan mereka" merupakan sebuah mandat sekaligus jaminan. Mandat ini menuntut respons aktif dari Israel, sementara jaminan ini menekankan bahwa kesuksesan mereka akan terwujud melalui kuasa Tuhan.

Poin krusial dalam ayat ini adalah kalimat terakhir: "sebab pada waktu kamu datang kepada-Nya, kamu akan mengalahkan mereka." Frasa "datang kepada-Nya" merujuk pada tindakan kembali kepada Tuhan, berserah sepenuhnya kepada-Nya, dan menempatkan iman serta kepercayaan pada pemeliharaan-Nya. Ini adalah inti dari hubungan perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Kemenangan tidak datang karena kekuatan manusia semata, tetapi karena kemauan manusia untuk secara aktif mencari Tuhan, bersekutu dengan-Nya, dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika umat Tuhan menghadapi tantangan, besar atau kecil, respons pertama yang seharusnya adalah mendekatkan diri kepada sumber segala kekuatan.

Dalam kehidupan modern, kita pun dihadapkan pada berbagai "Filistin" kita sendiri – tantangan, kesulitan, ketakutan, dan godaan yang mencoba menjatuhkan kita. Ayat 2 Tawarikh 28:18 mengingatkan kita bahwa sumber kemenangan kita bukanlah pada sumber daya pribadi kita, kecerdasan kita, atau kekuatan kita sendiri. Sumber kemenangan sejati terletak pada kesediaan kita untuk "datang kepada Tuhan." Ini berarti berdoa, merenungkan Firman-Nya, mencari bimbingan-Nya, dan hidup dalam ketaatan kepada perintah-Nya. Ketika kita mengalihkan pandangan kita dari masalah dan mengarahkannya kepada Tuhan, kita membuka diri pada anugerah dan kekuatan-Nya untuk mengatasi segala sesuatu.

Kesetiaan kepada Tuhan adalah kunci. Kemenangan yang dijanjikan bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan hasil dari sebuah hubungan yang aktif dan penuh kepercayaan. Tuhan berkuasa untuk memberikan kemenangan, tetapi Dia juga mengharapkan partisipasi kita dalam iman. Ayat ini menjadi pengingat yang menyegarkan dan memotivasi, bahwa dalam segala situasi, mendekat kepada Tuhan adalah jalan menuju kemenangan yang pasti, berkat kasih karunia dan kuasa-Nya yang tak terbatas.