(Ilustrasi Hati yang Bersinar dengan Cahaya Kebenaran)
Ayat ini dari Kitab 2 Tawarikh pasal 29, ayat 4, menggambarkan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda di bawah kepemimpinan Raja Hizkia. Setelah periode kemerosotan spiritual dan penyembahan berhala yang merajalela, Hizkia mengambil langkah tegas untuk memulihkan ibadah yang benar kepada TUHAN.
Tindakan Raja Hizkia untuk membawa orang-orang Lewi masuk ke dalam rumah TUHAN dengan membawa berbagai perlengkapan berharga, seperti pinggan perak dan emas, bukanlah sekadar pemulihan fisik terhadap Bait Suci. Ini adalah simbol dari komitmen yang mendalam untuk mengembalikan hati bangsa kepada TUHAN. Perlengkapan-perlengkapan ini digunakan dalam ibadah, dan membawanya masuk ke dalam rumah TUHAN menandakan kesiapan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Sang Pencipta.
Konteks dari ayat ini sangat penting. Israel, khususnya Yehuda, telah mengalami masa-masa di mana mereka berpaling dari TUHAN, mengabaikan hukum-hukum-Nya, dan bahkan menyembah ilah-ilah asing. Bait Suci, pusat ibadah dan pertemuan dengan TUHAN, telah dinajiskan dan ditinggalkan. Dalam situasi inilah, Hizkia muncul sebagai raja yang "melakukan apa yang benar di mata TUHAN, sama seperti Daud, bapa leluhurnya" (2 Tawarikh 29:2).
Keputusan untuk memulihkan ibadah melibatkan banyak aspek. Pertama, pembersihan Bait Suci dari segala sesuatu yang najis dan tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Kedua, pemulihan para imam dan orang Lewi agar mereka dapat menjalankan tugas pelayanan mereka dengan benar. Dan ketiga, seperti yang digambarkan dalam ayat kita, adalah pemulihan perlengkapan-perlengkapan ibadah yang telah lama terabaikan.
Perlengkapan-perlengkapan seperti pinggan perak dan emas bukanlah sekadar benda mati. Mereka adalah sarana untuk ibadah yang khusyuk dan terhormat. Penggunaannya kembali menunjukkan bahwa bangsa itu kembali menghargai dan memuliakan TUHAN. Ini adalah pengembalian prioritas yang benar, di mana hal-hal rohani ditempatkan di tempat yang utama.
Dampak dari tindakan Hizkia ini luar biasa. Pemulihan ibadah yang dimulai dengan tindakan nyata seperti ini, membuka jalan bagi kebangunan rohani yang lebih besar di seluruh Yehuda. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berani dan berkomitmen pada kebenaran dapat membawa perubahan fundamental. Ayat ini mengingatkan kita bahwa pemulihan dalam aspek spiritual seringkali dimulai dengan tindakan konkret yang menunjukkan ketaatan dan kesungguhan hati.
Bagi kita hari ini, ayat 2 Tawarikh 29:4 mengajarkan bahwa dalam setiap aspek kehidupan kita, teristimewa dalam hubungan kita dengan TUHAN, penting untuk mempersembahkan yang terbaik. Ini bukan hanya tentang benda-benda materi, tetapi juga tentang waktu, talenta, dan hati kita. Ketika kita membawa kembali perlengkapan ibadah kita – baik itu hati yang bersih, kesiapan untuk melayani, atau sumber daya yang kita miliki – kepada TUHAN, kita sedang membuka pintu bagi kehadiran-Nya yang melimpah dan pemulihan yang sejati dalam hidup kita dan komunitas kita.