2 Tawarikh 32:15 - Jangan Mempercayakan Diri Kepada Kehebatan Manusia

"Janganlah Hizkia membiarkan kamu berharap kepada TUHAN dengan berkata: Bahwasanya TUHAN pasti akan menyelamatkan kita, dan kota ini tidak akan jatuh ke tangan raja Asyur."
Kekuatan Sejati Bukan Pada Kehebatan Manusia

Ayat ini, yang terambil dari Kitab 2 Tawarikh pasal 32 ayat 15, membawa pesan yang sangat kuat dan relevan bagi kehidupan kita di masa kini. Dalam konteks sejarahnya, ini adalah perkataan para utusan Raja Sanherib dari Asyur kepada Raja Hizkia dari Yehuda, yang mencoba menakut-nakuti dan menggoyahkan iman rakyat Yehuda serta rajanya. Mereka ingin agar Hizkia dan rakyatnya berhenti berharap kepada TUHAN dan justru bergantung pada kekuatan militer dan benteng kota mereka.

Pesan ini merupakan pengingat penting bahwa sumber kekuatan sejati kita bukanlah pada kemampuan, sumber daya, kepintaran, atau bahkan pertahanan fisik yang kita miliki. Meskipun penting untuk bersikap bijak dan mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan hidup, ayat ini menekankan bahaya dari ketergantungan mutlak pada apa yang bisa dilihat dan diukur oleh mata manusia.

Ketika kita terlalu fokus pada kehebatan manusia—baik kehebatan diri sendiri maupun orang lain—kita berisiko mengabaikan dan bahkan melupakan sumber kekuatan yang sesungguhnya: Tuhan. Kehebatan manusia, sehebat apapun itu, sifatnya terbatas dan fana. Kekuatan militer bisa dikalahkan, kekayaan bisa hilang, kepintaran bisa tertipu, dan kesehatan bisa memburuk. Dalam menghadapi kesulitan yang melampaui daya upaya manusia, hanya Tuhan yang memiliki kekuatan tak terbatas.

Para utusan Asyur ingin menanamkan keraguan di hati umat Tuhan. Mereka membandingkan kekuatan tentara mereka yang besar dengan apa yang mungkin dimiliki oleh Yehuda. Tujuannya adalah untuk membuat mereka merasa putus asa dan akhirnya menyerah. Ini adalah taktik yang sering digunakan oleh musuh-musuh rohani kita untuk membuat kita merasa kecil, tidak berdaya, dan akhirnya meninggalkan iman kita.

Namun, sejarah mencatat bahwa Hizkia dan umat Yehuda, meskipun sempat gentar, akhirnya memilih untuk percaya dan bersandar kepada Tuhan. Tuhan pun membela mereka dengan cara-cara yang ajaib dan tidak terduga, menunjukkan bahwa kekuatan-Nya jauh melampaui segala ancaman dan kekuatan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang menguji kepercayaan kita. Mungkin itu masalah keuangan yang berat, penyakit yang mengancam, atau tantangan karier yang sulit. Dalam momen-momen seperti ini, godaan untuk hanya mengandalkan diri sendiri, mencari solusi duniawi semata, atau merasa putus asa sangatlah besar.

2 Tawarikh 32:15 mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam jebakan ini. Alih-alih, kita dipanggil untuk meletakkan kepercayaan kita kepada Tuhan. Ia adalah sumber hikmat, kekuatan, dan pemeliharaan yang tak pernah habis. Ia mampu melakukan perkara-perkara yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.

Mari kita belajar dari pengalaman Hizkia dan umatnya. Ketika kita menghadapi badai kehidupan, jangan biarkan keraguan atau rasa takut membuat kita berpaling dari Tuhan. Sebaliknya, jadikan ayat ini sebagai pengingat untuk memperkuat iman kita, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan mempercayakan setiap aspek kehidupan kita kepada-Nya. Karena sesungguhnya, kekuatan sejati dan kemenangan yang bertahan lama hanya berasal dari Tuhan semata. Jangan pernah meremehkan kuasa-Nya yang bekerja dalam kehidupan orang-orang yang berserah kepada-Nya.