2 Tawarikh 34:26

"Dan tentang raja Yehuda yang mengutus kamu untuk mencari TUHAN, demikianlah kamu akan berkata kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang kamu dengar itu,

Firman Kebenaran

Ayat 2 Tawarikh 34:26 ini berasal dari kisah Raja Hizkia, seorang raja yang tulus di Yehuda. Pada masa pemerintahan raja yang masih muda ini, sebuah kitab Taurat ditemukan kembali di Bait Suci. Penemuan ini menjadi titik balik penting dalam perjalanan rohani raja dan seluruh umat Israel. Ketika kitab Taurat dibacakan di hadapan Hizkia, ia menyadari betapa jauhnya mereka telah menyimpang dari perintah-perintah Allah.

Reaksi Hizkia sungguh luar biasa. Ia merobek pakaiannya sebagai tanda penyesalan mendalam dan kesedihan atas ketidaktaatan bangsanya. Ia menyadari kesalahan nenek moyangnya dan kegagalan generasi sebelumnya untuk memelihara perjanjian dengan Tuhan. Bukan hanya itu, ia segera bertindak. Ia mengutus para pejabat dan imam untuk mencari kehendak TUHAN mengenai situasi mereka.

Jawaban yang diterima melalui nabi Hulda adalah pesan yang mengandung peringatan, namun juga janji pengharapan. Bagian dari pesan ini, sebagaimana tercatat dalam 2 Tawarikh 34:26, adalah konfirmasi bahwa firman yang mereka dengar adalah firman Allah sendiri. Pesan ini menegaskan kebenaran perkataan yang telah dibacakan dari kitab hukum.

Makna Mendalam Ayat Ini:

Ayat 2 Tawarikh 34:26 mengajarkan kepada kita pentingnya mendengarkan dan merespons firman Tuhan. Ketika kita mendengar kebenaran firman-Nya, kita dipanggil untuk memprosesnya dengan hati yang tulus. Seperti Hizkia, kita harus bersedia merenungkan, mengakui kesalahan, dan mencari bimbingan ilahi.

Pesan ini juga menekankan otoritas firman Tuhan. Perkataan yang didengar adalah "firman TUHAN, Allah Israel". Ini berarti firman-Nya memiliki kekuatan, kebenaran, dan relevansi abadi. Kita tidak boleh mengabaikannya atau meremehkannya.

Lebih dari sekadar mendengarkan, respons yang benar terhadap firman Tuhan adalah kerendahan hati, penyesalan, dan tindakan ketaatan. Hizkia menunjukkan bahwa pengenalan akan kebenaran harus diikuti dengan perubahan sikap dan gaya hidup. Ayat ini mengundang kita untuk secara aktif mencari Tuhan melalui firman-Nya, membiarkan kebenaran-Nya membentuk pemikiran dan tindakan kita, serta mengandalkan janji-Nya yang selalu setia.