2 Tawarikh 35:11

Mereka menyembelih binatang-binatang Paskah itu, lalu menyerahkannya kepada para imam, anak-anak Harun, sesuai dengan bagian-bagiannya.

Perayaan Paskah yang Harmonis

Ayat 2 Tawarikh 35:11 membawa kita pada gambaran perayaan Paskah yang dilakukan oleh Raja Hizkia pada masanya. Kejadian ini bukanlah sekadar ritual keagamaan belaka, melainkan sebuah momen penting yang mencerminkan pemulihan ibadah dan ketaatan umat Israel kepada Tuhan. Dalam ayat ini, kita melihat sebuah detail yang sangat penting: "Mereka menyembelih binatang-binatang Paskah itu, lalu menyerahkannya kepada para imam, anak-anak Harun, sesuai dengan bagian-bagiannya." Hal ini menunjukkan adanya organisasi dan keteraturan yang baik dalam pelaksanaan ibadah.

Pelaksanaan Paskah pada masa Hizkia ini adalah sebuah gerakan pemulihan yang monumental. Setelah sekian lama terabaikan dan bahkan diabaikan oleh raja-raja sebelumnya, Hizkia membawa bangsanya kembali kepada cara penyembahan yang telah Tuhan tetapkan. Perintah untuk menyembelih Paskah adalah bagian integral dari peringatan pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir. Ayat ini secara spesifik menyoroti bagaimana pekerjaan ini dilakukan. Kata "mereka" merujuk pada umat yang hadir untuk merayakan Paskah, dan "para imam, anak-anak Harun" adalah mereka yang ditunjuk oleh Tuhan untuk melayani di mezbah. Pembagian tugas yang jelas ini menegaskan pentingnya struktur dan otoritas dalam ibadah yang benar.

Ketaatan dalam menyerahkan binatang Paskah kepada para imam "sesuai dengan bagian-bagiannya" menyiratkan pemahaman tentang tugas masing-masing. Para imam memiliki tanggung jawab untuk menerima, mengolah, dan mempersembahkan korban tersebut, sementara umat memiliki tanggung jawab untuk menyediakan korban dan berpartisipasi dalam perayaan. Detail ini menunjukkan sebuah harmoni dalamexécution ibadah, di mana setiap elemen bekerja sesuai fungsinya. Ini bukan hanya tentang pengorbanan fisik, tetapi juga tentang hati yang tunduk dan bersedia untuk mematuhi ketetapan Tuhan.

Lebih dari sekadar rutinitas, perayaan Paskah ini adalah ekspresi dari iman yang diperbarui. Setelah berhadapan dengan penyembahan berhala dan kemerosotan rohani, tindakan untuk kembali kepada Paskah yang diperintahkan Tuhan adalah sebuah deklarasi iman yang kuat. Ayat 2 Tawarikh 35:11, dengan penekanannya pada penyembelihan dan penyerahan kepada imam, menggambarkan sebuah komunitas yang bersatu dalam keinginan untuk menyenangkan Tuhan. Pengorbanan binatang Paskah adalah bayangan dari pengorbanan Kristus di kayu salib, yang merupakan pengorbanan Paskah sejati bagi seluruh umat manusia.

Pesan yang terkandung dalam ayat ini tetap relevan hingga kini. Dalam konteks iman modern, kita diingatkan akan pentingnya ibadah yang teratur, hati yang taat, dan peran gereja serta para pelayan Tuhan. Kita juga diingatkan akan pengorbanan agung yang telah diberikan untuk menebus dosa-dosa kita. Dengan memahami dan merenungkan ayat 2 Tawarikh 35:11, kita dapat semakin menghargai makna pengorbanan Paskah dan bagaimana hal itu menghubungkan kita dengan rencana keselamatan Tuhan yang kekal. Perayaan yang dilakukan dengan tertib dan penuh hormat, seperti yang digambarkan dalam ayat ini, adalah cerminan dari hubungan yang sehat antara manusia dan Tuhan.