Alt Text: Ilustrasi bergaya abstrak dengan gradien warna biru muda dan biru tua, menampilkan tulisan "TUHAN, Allah semesta langit" di tengahnya, diiringi bentuk gelombang halus berwarna putih transparan.
Ayat 2 Tawarikh 36:23 merupakan sebuah deklarasi monumental yang menggema dari bibir Kores, sang raja Persia yang perkasa. Bukan sekadar pengumuman politik biasa, melainkan sebuah pengakuan yang berakar pada kesadaran ilahi. Kores menyatakan, "Segala kerajaan bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit." Pernyataan ini menegaskan sebuah kebenaran fundamental: kedaulatan tertinggi atas seluruh tatanan dunia berada di tangan Tuhan. Kores, meskipun seorang penguasa sekuler, menyadari bahwa kekuasaannya, kemenangannya, dan wilayah kekuasaannya bukanlah hasil dari kebetulan atau kekuatan semata, melainkan anugerah dari Sang Pencipta semesta.
Pengakuan ini sangat signifikan mengingat konteks sejarahnya. Bangsa Israel baru saja melewati periode pembuangan di Babel selama tujuh puluh tahun, sebuah masa hukuman atas ketidaktaatan mereka. Namun, Tuhan dalam kasih dan rencana-Nya yang tak terbatas, telah mengatur agar seorang penguasa seperti Kores bangkit dan mengeluarkan dekrit yang akan mengarah pada pemulihan bangsa pilihan-Nya. Ayat ini menjembatani jurang antara kuasa manusia dan kehendak ilahi, menunjukkan bagaimana Tuhan dapat menggunakan individu, bahkan yang tidak mengenal-Nya secara pribadi, untuk menggenapi janji-janji-Nya.
Selanjutnya, Kores melanjutkan, "Dan Dia menugaskan aku untuk mendirikan bagi-Nya sebuah rumah di Yerusalem, yang terletak di Yehuda." Perintah ini adalah inti dari dekrit Kores yang terkenal, yang mengizinkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah air mereka dan membangun kembali Bait Suci di Yerusalem. Penting untuk dicatat bahwa Kores tidak menyebutnya sebagai "rumahnya" atau "rumah rakyatnya," melainkan "sebuah rumah bagi-Nya," merujuk pada TUHAN. Ini menunjukkan bahwa Kores, dalam kerangka pemahaman yang diberikan Tuhan kepadanya, memahami pentingnya tempat ibadah bagi Tuhan dan bangsa tersebut.
Pesan terakhir dalam ayat ini adalah dorongan yang penuh harapan: "Siapa di antara kamu termasuk seluruh umat-Nya, biarlah TUHAN, Allahmu, menyertai dia dan biarlah ia maju." Ini adalah undangan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan pemulihan yang dimulakan oleh Tuhan. Tuhan tidak hanya memberikan izin, tetapi juga memberikan jaminan penyertaan dan keberhasilan bagi mereka yang bersedia untuk bangkit dan melaksanakan tugas tersebut. Frasa "biarlah TUHAN, Allahmu, menyertai dia" menekankan hubungan pribadi antara Tuhan dan umat-Nya, serta keyakinan bahwa pemulihan Bait Suci adalah pekerjaan yang didukung oleh kekuatan ilahi.
Ayat 2 Tawarikh 36:23 mengajarkan kita tentang kedaulatan Tuhan yang mutlak atas sejarah dan bangsa-bangsa. Ia juga menunjukkan kebaikan hati Tuhan yang memulihkan umat-Nya meskipun mereka telah berdosa, dan bagaimana Ia dapat bekerja melalui berbagai individu untuk mencapai tujuan-Nya. Bagi kita hari ini, ayat ini adalah pengingat bahwa ketika Tuhan memulai sebuah karya, Ia akan menyertainya. Ia memberikan kesempatan, mandat, dan janji penyertaan bagi mereka yang mau bergerak maju dalam ketaatan kepada-Nya.