Ayat 2 Tawarikh 6:40 merupakan bagian penting dari doa pengudusan Bait Allah yang dipanjatkan oleh Raja Salomo. Dalam momen yang sakral dan penuh kekaguman ini, Salomo merangkum permohonan mendalam kepada Tuhan agar senantiasa memperhatikan dan mendengar doa umat-Nya.
Doa ini diucapkan Salomo setelah upacara besar pengudusan Bait Allah di Yerusalem. Bait Allah dibangun atas perintah Tuhan sendiri kepada Daud, ayah Salomo, namun baru dapat diselesaikan oleh Salomo. Ini adalah puncak dari harapan dan impian bangsa Israel untuk memiliki tempat yang kudus, di mana mereka dapat beribadah kepada Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka.
Kalimat pembuka, "Sekarang, ya Allahku," menunjukkan rasa urgensi dan kedekatan yang akrab dalam hubungan antara Salomo sebagai wakil umat dengan Tuhan. Ia tidak ragu untuk memanggil Tuhan dengan sebutan "Allahku," menegaskan kembali perjanjian yang ada antara Tuhan dan umat Israel. Kemudian, ia memohon agar mata Tuhan terbuka dan telinga-Nya mau mendengar.
Permohonan agar mata Tuhan terbuka menyiratkan harapan bahwa Tuhan akan senantiasa mengawasi umat-Nya, melihat kebutuhan mereka, dan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi. Ini bukan pengawasan yang mengancam, melainkan pengawasan yang penuh kasih dan perhatian. Sementara itu, telinga yang mau mendengar menunjukkan kerinduan agar Tuhan tidak tuli terhadap seruan dan permohonan mereka. Tuhan yang mendengar adalah Tuhan yang responsif terhadap umat yang berseru kepada-Nya.
Salomo secara spesifik menyebutkan "doa hamba-Mu ini, dan doa umat-Mu ini, Israel." Ini menunjukkan bahwa doa tersebut bukan hanya mewakili dirinya sendiri sebagai raja, tetapi juga seluruh bangsa. Ini adalah doa kolektif, doa yang mencerminkan kerinduan dan pergumulan seluruh umat Israel. Keberadaan Bait Allah seharusnya menjadi titik pusat ibadah dan persekutuan mereka, dan melalui doa ini, Salomo menegaskan kembali pentingnya hubungan yang terus menerus dengan Tuhan.
Frasa kunci lainnya adalah "biarlah Engkau mendengarkan permohonan kami pada setiap waktu, di mana pun kami berseru kepada-Mu." Pernyataan ini sangat krusial. Ini menunjukkan bahwa ibadah dan hubungan dengan Tuhan tidak terbatas hanya pada waktu dan tempat tertentu di Bait Allah. Salomo memohon agar Tuhan hadir dan mendengar di setiap waktu dan di mana pun umat-Nya berseru. Ini membuka pemahaman bahwa Tuhan dapat dijangkau kapan saja dan di mana saja, selama hati dan ucapan mereka tulus mencari Tuhan.
Doa ini mengajarkan kita tentang sifat Tuhan yang selalu siap mendengar dan memperhatikan umat-Nya. Ini juga mengingatkan kita sebagai orang percaya masa kini untuk senantiasa menjaga hubungan yang dekat dengan Tuhan, berseru kepada-Nya dalam segala keadaan, dan percaya bahwa Dia mendengar setiap permohonan yang datang dari hati yang tulus. 2 Tawarikh 6:40 adalah janji dan undangan yang kekal untuk terus mendekat kepada Sumber segala berkat dan perlindungan.