2 Tawarikh 6:42

"Ya TUHAN, janganlah Engkau menolak orang yang diurapi-Mu, ingatlah kasih setia-Mu kepada Daud, hamba-Mu."
Ikon SVG geometris melambangkan harapan dan kemurnian

Ayat 2 Tawarikh 6:42 merupakan puncak dari doa syafaat yang panjang dan menyentuh hati yang dipanjatkan oleh Raja Salomo pada saat peresmian Bait Allah di Yerusalem. Dalam ayat ini, Salomo tidak hanya memohon agar doa-doa para penyembah didengarkan, tetapi juga memohon agar Tuhan mengingat kasih setia-Nya kepada hamba-Nya yang setia, yaitu Raja Daud. Permohonan ini memiliki makna yang mendalam dan relevan bagi setiap orang yang mencari hadirat Tuhan.

Doa Salomo yang tercatat dalam 2 Tawarikh pasal 6 menunjukkan kedalaman imannya dan pemahamannya tentang karakter Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan itu adil, tetapi juga penuh kasih dan setia. Ketika Salomo memohon agar Tuhan tidak menolak orang yang diurapi-Nya, ia merujuk pada dirinya sendiri dan semua keturunannya yang akan memimpin umat Israel. Namun, ia juga memperluas permohonan ini kepada semua orang yang datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus. Permohonan ini mengingatkan kita bahwa kita datang kepada Tuhan bukan karena jasa atau kelayakan kita, tetapi karena anugerah dan kesetiaan-Nya.

Penyebutan "kasih setia-Mu kepada Daud, hamba-Mu" adalah poin krusial dalam doa ini. Daud, ayah Salomo, adalah seorang raja yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, meskipun ia juga pernah berbuat dosa. Tuhan telah membuat perjanjian dengan Daud, berjanji bahwa takhtanya akan tegak untuk selama-lamanya. Salomo menggunakan perjanjian ini sebagai dasar untuk memohon. Ini mengajarkan kita bahwa kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya seringkali berakar pada janji-janji-Nya dan hubungan yang telah Ia bangun. Ketika kita berdoa, kita dapat merujuk pada janji-janji Tuhan dalam Alkitab sebagai dasar permohonan kita, mengingat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia pada firman-Nya.

Di tengah segala kesibukan dan tantangan hidup, doa Salomo ini menjadi pengingat yang kuat. Tuhan tidak akan melupakan orang-orang yang telah Ia pilih dan yang mencari-Nya dengan sungguh-sungguh. Ia mengingat janji-janji-Nya dan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan. Ayat ini mendorong kita untuk mendekat kepada Tuhan dengan keyakinan, mengetahui bahwa Ia mendengar doa kita dan mengasihi kita karena kasih setia-Nya, bukan semata-mata karena perbuatan kita. Mari kita merenungkan kebenaran ini dan membawa permohonan kita ke hadirat Tuhan, dengan iman percaya bahwa Ia akan mengingat kasih setia-Nya kepada kita, sebagaimana Ia mengingatnya kepada Daud.