2 Tawarikh 7 1

"Sesudah Salomo selesai berdoa, turunlah api dari langit dan melalap habis korban bakaran dan korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi bait itu."
Api turun dari langit melalap korban

Ayat Alkitab 2 Tawarikh 7:1 merupakan sebuah ayat yang sarat makna dan memiliki dampak luar biasa dalam sejarah Israel. Ayat ini mencatat momen ketika Tuhan secara nyata menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya setelah doa pengudusan yang dipanjatkan oleh Raja Salomo. Peristiwa ini terjadi pada saat peresmian Bait Suci yang megah di Yerusalem.

Setelah selesainya pembangunan Bait Suci, yang merupakan impian dan kerja keras Raja Daud yang dilanjutkan oleh putranya, Salomo, tibalah saatnya untuk menguduskannya dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Salomo, dengan hati yang penuh kerendahan dan kekaguman, memanjatkan doa yang panjang dan tulus. Doa ini mencakup permohonan pengampunan dosa, pengakuan atas kebesaran Tuhan, dan harapan agar Tuhan senantiasa mendengarkan doa umat-Nya yang berseru dari Bait Suci ini.

Puncak dari peristiwa ini adalah respons Tuhan yang sungguh-sungguh ajaib. Sebagaimana yang tertulis dalam 2 Tawarikh 7:1, "Sesudah Salomo selesai berdoa, turunlah api dari langit dan melalap habis korban bakaran dan korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi bait itu." Api yang turun dari langit ini bukan api biasa. Ia adalah tanda perkenan ilahi, bukti bahwa doa Salomo telah didengar dan diterima oleh Tuhan. Api itu secara spesifik melalap habis korban bakaran dan korban sembelihan yang dipersembahkan, menunjukkan bahwa seluruh upacara persembahan itu berkenan di hadapan Tuhan.

Lebih dari sekadar api, ayat ini juga menyatakan bahwa "kemuliaan TUHAN memenuhi bait itu." Kehadiran kemuliaan Tuhan, yang seringkali digambarkan dalam Alkitab sebagai awan atau cahaya yang memancar, merupakan manifestasi nyata dari kuasa dan kesucian Tuhan. Bait Suci yang baru dibangun itu kini tidak lagi sekadar bangunan fisik, melainkan telah menjadi tempat di mana Tuhan berdiam bersama umat-Nya. Hal ini menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh bangsa Israel akan janji Tuhan untuk senantiasa hadir di tengah-tengah mereka, asalkan mereka tetap setia kepada-Nya.

Pesan dari 2 Tawarikh 7:1 ini sangat relevan bagi kita hingga kini. Pertama, ayat ini mengajarkan pentingnya doa yang tulus dan rendah hati. Salomo berdoa dengan mengakui kebesaran Tuhan dan keterbatasan manusia. Kedua, ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mendengar dan merespons doa umat-Nya. Respons-Nya bisa berupa tanda-tanda yang ajaib, peneguhan hati, atau pun kelegaan spiritual. Ketiga, ayat ini menekankan pentingnya kemuliaan Tuhan. Kehadiran Tuhan yang dinyatakan melalui kemuliaan-Nya adalah tujuan utama dari ibadah kita.

Ketika kita merenungkan 2 Tawarikh 7:1, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu tertarik pada hati yang mencari-Nya. Peristiwa ini menjadi fondasi iman bagi bangsa Israel, sebuah bukti nyata bahwa Tuhan berkuasa, kudus, dan setia pada janji-janji-Nya. Semoga kita juga dapat mengalami hadirat Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, sama seperti umat Israel pada masa itu, melalui doa dan kesetiaan kita kepada-Nya.