Juga seribu empat ratus enam puluh (1.460) gulungan emas murni dibuatnya; ia melapisi setiap gulungan itu dengan emas.
Ayat 2 Tawarikh 9:16 memberikan gambaran yang luar biasa tentang kekayaan dan kemewahan yang dimiliki oleh Raja Salomo. Ayat ini secara spesifik menyebutkan pembuatan seribu empat ratus enam puluh gulungan emas murni yang kemudian dilapisi dengan emas. Angka ini, meskipun mungkin terasa spesifik dan detail, mencerminkan skala pembangunan dan dekorasi istana serta Bait Suci yang begitu besar pada masa pemerintahan Salomo. Emas, sebagai simbol kemuliaan, kekayaan, dan kesucian, digunakan secara melimpah untuk menegaskan status Salomo sebagai raja yang paling kaya dan bijaksana di zamannya, serta untuk memuliakan nama Tuhan melalui tempat ibadah yang megah.
Penggunaan emas dalam jumlah besar ini bukan sekadar pamer kekayaan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Dalam konteks Alkitab, emas seringkali dikaitkan dengan kehadiran ilahi, kemuliaan, dan kebenaran. Dengan melapisi berbagai struktur dan benda dengan emas, Salomo berusaha menciptakan suasana yang khusyuk dan agung untuk pertemuan antara manusia dengan Tuhan. Keindahan dan kemilau emas dimaksudkan untuk membangkitkan rasa takjub dan hormat kepada Sang Pencipta.
Kekayaan Israel di bawah kepemimpinan Salomo memang fenomenal. Sumber kekayaan ini berasal dari berbagai aspek: perdagangan yang luas, upeti dari bangsa-bangsa lain, serta pengelolaan sumber daya alam yang efisien. Salomo membangun armada kapal dagang yang melintasi lautan, menjalin hubungan dagang dengan negara-negara seperti Tirus, Ofir, dan Syeba. Hal ini mendatangkan emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, batu permata, dan berbagai komoditas berharga lainnya ke Yerusalem.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, kekayaan ini juga memungkinkan Salomo untuk memelihara ketentraman dan kemakmuran bagi rakyatnya. Ia membangun kota-kota, memperkuat pertahanan, dan mengembangkan infrastruktur. Kebijaksanaan Salomo yang dianugerahkan Tuhan juga berkontribusi pada stabilitas politik dan ekonomi, yang pada gilirannya menarik kekayaan dan sumber daya.
Namun, penting untuk diingat bahwa di balik kemegahan materi ini, terdapat peringatan yang tersirat. Alkitab seringkali mengingatkan para pemimpin untuk tidak terlalu bergantung pada kekayaan atau membiarkannya mengalihkan hati mereka dari Tuhan. Meskipun Salomo memulai pemerintahannya dengan hati yang tulus, ia akhirnya tergoda oleh harta benda dan pengaruh asing. Ayat seperti 2 Tawarikh 9:16 dapat dilihat sebagai gambaran puncak kemakmuran, tetapi juga sebagai pengingat bahwa kekayaan materi harus dikelola dengan bijak dan digunakan untuk kemuliaan Tuhan.
Kisah kekayaan Salomo, sebagaimana dicatat dalam 2 Tawarikh 9:16 dan pasal-pasal sekitarnya, memberikan pelajaran berharga tentang manajemen sumber daya, pentingnya integritas dalam kepemimpinan, dan sifat kekayaan yang bisa menjadi berkat sekaligus cobaan. Kemegahan istana dan Bait Suci, yang dihiasi dengan ribuan gulungan emas, menjadi saksi bisu dari masa keemasan Israel di bawah pemerintahan seorang raja yang diberkati oleh Tuhan.
Untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai masa pemerintahan Salomo, Anda bisa membaca pasal 9 dari Kitab 2 Tawarikh.