Engkau, ya Allah, telah meneguhkan hujan yang melimpah-limpah; tanah air-Mu yang telah lama tandus, Engkau segarkan kembali.
Mazmur 68:9 bukan sekadar untaian kata yang indah, melainkan sebuah janji dan pengingat akan kuasa serta kebaikan Tuhan yang tak terbatas. Ayat ini menggambarkan sebuah tindakan profetik, di mana Allah sendiri turun tangan untuk memulihkan dan menyegarkan ciptaan-Nya yang telah layu dan tandus. Gambaran hujan yang melimpah setelah kekeringan yang panjang adalah metafora yang kuat untuk pemulihan spiritual dan pembaruan hidup yang Ia berikan kepada umat-Nya.
Dalam konteks kehidupan manusia, seringkali kita mengalami masa-masa "tandus" – masa-masa ketika harapan terasa surut, semangat terkikis, dan iman bergumul dalam kesendirian. Kekeringan ini bisa berupa kesulitan pribadi, kegagalan yang menyakitkan, kehilangan yang mendalam, atau bahkan keraguan yang menggerogoti. Di saat-saat seperti inilah, kita membutuhkan intervensi ilahi, percikan rahmat yang dapat menghidupkan kembali apa yang tampaknya telah mati.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber segala kehidupan. Ia bukan hanya pencipta awal, tetapi juga pemelihara dan pemulih yang terus-menerus bekerja dalam dunia. "Engkau segarkan kembali" menunjukkan tindakan aktif dan berkelanjutan dari Tuhan. Ia tidak membiarkan ciptaan-Nya tenggelam dalam keputusasaan. Sebaliknya, Ia mencurahkan berkat-Nya seperti hujan yang tak terduga, menyentuh hati yang kering, menyiram jiwa yang haus, dan menumbuhkan kembali tunas-tunas harapan yang baru.
Penting untuk merenungkan makna "tanah air-Mu yang telah lama tandus". Ini bisa merujuk pada tanah Israel yang seringkali mengalami musim kemarau, tetapi lebih luas lagi, ini mencakup hati dan kehidupan setiap individu yang percaya kepada-Nya. Ketika hati kita terasa kering kerontang oleh dosa, kekecewaan, atau beban hidup, Tuhan sanggup memulihkannya. Ia memiliki kuasa untuk membawa kesegaran, kedamaian, dan sukacita yang meluap-luap, mengubah padang gurun kehidupan menjadi taman yang subur.
Penerimaan terhadap rahmat Tuhan ini seringkali dimulai dengan sikap kerendahan hati dan penyerahan diri. Sama seperti tanah yang harus menerima hujan agar dapat bertumbuh, hati manusia harus terbuka dan siap menerima berkat ilahi. Ketika kita menyadari kerapuhan dan ketergantungan kita kepada-Nya, saat itulah kita menjadi lebih peka terhadap cara-cara Tuhan bekerja.
Mengalami pemulihan dari Tuhan adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ia memberikan kesempatan kedua, kekuatan baru, dan perspektif yang segar. Mazmur 68:9 mengajak kita untuk senantiasa menantikan dan menghargai tindakan-Nya yang penuh kasih dan pemulihan dalam hidup kita, baik dalam skala pribadi, komunal, maupun universal. Ingatlah, di tengah segala kondisi "tandus" yang mungkin Anda alami, Tuhan berkuasa untuk mendatangkan hujan rahmat-Nya dan menyegarkan kembali kehidupan Anda.