2 Timotius 4:14 - Kebaikan Melawan Keburukan

"Aleksander, tukang tembaga itu, telah berbuat kejahatan yang besar terhadap aku. Biarlah Tuhan membalas dia setimpal dengan perbuatannya."

DOA & KEADILAN

Ayat Alkitab dari 2 Timotius 4:14 ini merupakan sebuah ungkapan dari Rasul Paulus yang dihadapkan pada kesulitan dan pengkhianatan. Dalam konteks suratnya kepada Timotius, Paulus memberikan instruksi terakhir dan nasihat penting sebelum akhir pelayanannya. Di tengah tantangan yang luar biasa, ia tidak ragu untuk menyatakan dukungannya kepada mereka yang setia dan juga mengakui tindakan jahat yang dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya.

Penyebutan nama "Aleksander, tukang tembaga" memberikan dimensi personal pada perkataan Paulus. Ini menunjukkan bahwa meskipun melayani Tuhan dan memiliki pandangan yang luas tentang kebenaran, para hamba-Nya juga tidak luput dari perlakuan buruk dari sesama. Aleksander digambarkan sebagai seseorang yang telah "berbuat kejahatan yang besar," sebuah pernyataan yang kuat yang menyiratkan luka, kerugian, atau bahkan pengkhianatan yang serius. Ini bukan sekadar ketidaksepakatan biasa, melainkan tindakan yang menyakitkan dan merusak.

Namun, yang menarik adalah respons Paulus. Ia tidak membalas dengan kebencian atau dendam pribadi. Sebaliknya, ia menyerahkan masalah ini kepada Tuhan, dengan perkataan, "Biarlah Tuhan membalas dia setimpal dengan perbuatannya." Ini adalah pengakuan akan kedaulatan dan keadilan Tuhan. Paulus percaya bahwa Tuhanlah yang memiliki hak tertinggi untuk menghakimi dan memberikan balasan yang adil. Ia tidak mengambil alih peran hakim, tetapi menyerahkan sepenuhnya pada Sang Hakim Semesta Alam. Ini mengajarkan sebuah prinsip penting bagi kita: meskipun kita mungkin mengalami ketidakadilan, kita dipanggil untuk tetap berserah kepada Tuhan, mempercayai bahwa Dia akan menindaklanjuti dengan cara-Nya sendiri.

Kisah Aleksander juga mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan iman, kita mungkin akan bertemu dengan orang-orang yang tidak bersimpati, bahkan yang secara aktif menentang atau merugikan kita. Ini adalah realitas yang dihadapi oleh banyak orang Kristen sepanjang sejarah. Namun, Firman Tuhan tidak berhenti pada gambaran negatif ini. Di bagian lain dari ayat yang sama, Paulus juga menulis tentang ketekunan dan dukungan dari orang-orang lain yang tetap setia kepadanya. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara realitas kesulitan dan harapan yang ditawarkan oleh komunitas iman.

Bagi kita yang membaca 2 Timotius 4:14 hari ini, ayat ini menjadi pengingat akan dua hal penting. Pertama, dalam kehidupan ini, kejahatan dan ketidakadilan bisa terjadi. Kita mungkin menjadi korban dari tindakan orang lain. Dalam situasi seperti ini, serahkanlah perkara tersebut kepada Tuhan, percaya pada keadilan-Nya yang sempurna. Kedua, meskipun ada orang-orang yang berbuat jahat, selalu ada juga mereka yang setia dan mendukung. Fokuslah pada persekutuan yang membangun dan teruslah melayani dengan kasih, seperti yang diajarkan oleh Kristus.

Paulus, dalam kesulitannya, tetap fokus pada tugas pelayanannya dan pada kebenaran Injil. Permohonan agar Tuhan membalas Aleksander bukanlah ungkapan amarah semata, melainkan sebuah pengakuan iman akan kekuasaan Tuhan dan keyakinan bahwa keadilan pada akhirnya akan ditegakkan. Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi perlakuan buruk: dengan kesabaran, penyerahan diri kepada Tuhan, dan keteguhan dalam melayani.