Dalam kitab Ayub, kita sering kali dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan besar tentang penderitaan, keadilan Tuhan, dan sifat kekuasaan-Nya. Ayat 6 dari pasal 23 ini adalah salah satu kutipan yang menggugah pemikiran, membingkai kembali pemahaman kita tentang kekuatan Ilahi. Dikatakan di sana, "Apakah Allah berkuasa melawan Dia yang membuat segala sesuatu? Akankah Dia menentang-Nya, yang telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya?" Pertanyaan retoris ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah penegasan mendalam tentang supremasi absolut Tuhan.
Kutipan ini mengingatkan kita bahwa Ayub, dalam pergumulan terberatnya, sekalipun meragukan dan mempertanyakan banyak hal, tetap mengakui kebesaran pencipta. Ia menyadari bahwa tidak ada kuasa yang dapat menandingi atau menentang Tuhan yang menjadi sumber dari segala eksistensi. Tuhan adalah sang Pencipta yang ulung, pemegang kendali atas alam semesta yang begitu luas dan kompleks. Bagaimana mungkin ada sesuatu atau seseorang yang dapat melawan kekuatan yang telah mendatangkan seluruh ciptaan dari ketiadaan?
Perenungan atas 23 6 ini dapat memberikan kedamaian tersendiri di tengah ketidakpastian hidup. Ketika kita merasa kecil, lemah, atau tidak berdaya menghadapi masalah yang tampaknya tak terselesaikan, kita diingatkan bahwa ada Pribadi yang memegang kendali penuh. Kekuatan Tuhan tidak terbatas, tidak terhalang, dan mutlak. Ia bukan hanya menciptakan, tetapi juga memelihara dan memerintah segala sesuatu. Ini berarti, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, Tuhan tetap berada di atas segalanya, memiliki rencana, dan kekuatan untuk mewujudkan-Nya.
Dalam konteks kekinian, pesan ini tetap relevan. Di dunia yang sering kali dipenuhi ketidakadilan, kekacauan, dan kekuatan-kekuatan duniawi yang tampak dominan, pengakuan akan keagungan Tuhan menjadi jangkar. Kita mungkin berhadapan dengan tantangan besar, baik itu dalam skala pribadi, sosial, maupun global. Namun, ayat ini menegaskan bahwa semua itu berada dalam genggaman Tuhan. Tidak ada kekuatan manusia, teknologi, atau apapun yang dapat benar-benar menentang kehendak-Nya yang Mahakuasa. Ini adalah sumber harapan dan keyakinan yang kokoh, mengingatkan kita untuk tidak gentar, melainkan bersandar pada Dia yang menciptakan langit dan bumi.
Memahami bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu juga berarti bahwa Dia memiliki pengetahuan dan hikmat yang sempurna. Dia tahu apa yang terbaik, dan Dia memiliki kekuatan untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, ketika kita merenungkan Ayub 23:6, kita diajak untuk melepaskan kecemasan yang berlebihan, memercayai rancangan-Nya yang agung, dan menemukan kedamaian dalam mengetahui bahwa kekuatan yang menciptakan alam semesta adalah kekuatan yang bekerja bagi mereka yang percaya.