Dari utara datanglah keemasan, dikelilingi oleh hikmat Allah yang dahsyat.
Kitab Ayub, sebuah karya sastra kuno yang mendalam, seringkali membawa pembaca pada refleksi tentang penderitaan, keadilan, dan kedaulatan ilahi. Di tengah percakapan Ayub dan teman-temannya yang penuh perdebatan, muncullah seruan Elihu, seorang pemuda yang menawarkan perspektif baru. Salah satu pernyataannya yang paling memukau terdapat dalam Ayub 37:22, yang berbunyi: "Dari utara datanglah keemasan, dikelilingi oleh hikmat Allah yang dahsyat."
Ayat ini mungkin terdengar puitis dan agak misterius pada pandangan pertama. Kata "keemasan" di sini tidak merujuk pada kekayaan materi, melainkan sering ditafsirkan sebagai kilauan cahaya emas yang muncul dari utara. Fenomena alam seperti aurora borealis atau cahaya matahari pagi yang menembus awan bisa jadi menjadi latar belakang imajinasi Elihu. Namun, inti dari pernyataannya bukanlah pada deskripsi cuaca semata, melainkan pada penekanan bahwa fenomena alam yang indah dan dahsyat tersebut adalah manifestasi dari hikmat Allah yang tak terbatas.
Elihu ingin menunjukkan bahwa keagungan ciptaan, termasuk apa yang terlihat di langit utara, adalah bukti nyata dari kekuatan dan kebijaksanaan Sang Pencipta. Alam semesta, dengan segala kompleksitas dan keindahannya, memancarkan "keemasan" yang dapat dipahami oleh manusia, namun kekuatan di baliknya adalah sesuatu yang sangat besar dan sulit untuk sepenuhnya diraih oleh akal budi manusia. Ini mengajarkan kita untuk bersikap rendah hati di hadapan kebesaran Tuhan.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Ayub 37:22 sangat relevan bagi kehidupan modern kita yang seringkali dipenuhi kesibukan dan kecemasan. Di tengah hiruk pikuk dunia, kita diajak untuk meluangkan waktu mengamati alam di sekitar kita. Dari keindahan matahari terbit yang melukis langit dengan warna-warni menakjubkan, hingga kekuatan badai yang mengguncang, semuanya adalah pengingat akan kuasa dan rancangan ilahi. Keemasan cahaya yang muncul dari utara dapat menjadi simbol harapan dan janji, bahwa di balik setiap tantangan, ada kebijaksanaan ilahi yang bekerja.
Lebih jauh lagi, ayat ini mendorong kita untuk melihat alam bukan hanya sebagai objek studi ilmiah, tetapi sebagai kitab terbuka yang mengajarkan tentang karakter Tuhan. Elihu menggunakan keajaiban alam untuk membuktikan betapa tidak mampu manusia memahami sepenuhnya rencana dan kehendak Allah. Oleh karena itu, alih-alih mengandalkan pemahaman kita yang terbatas, kita diajak untuk berserah dan memercayai hikmat-Nya yang sempurna.
Memahami Ayub 37:22 membantu kita mengembangkan perspektif yang lebih luas tentang kehidupan. Ketika kita dihadapkan pada kesulitan, kita bisa teringat bahwa Tuhan yang mengatur alam semesta yang begitu luas dan kompleks pasti memiliki cara untuk menolong dan membimbing kita. Keemasan dari utara mengingatkan kita pada cahaya ilahi yang selalu ada, siap menuntun kita melewati kegelapan. Ini adalah undangan untuk terus belajar, mengamati, dan merenungkan keajaiban ciptaan sebagai cara untuk lebih mengenal Sang Pencipta yang agung.