Kekuatan Bilangan 3 dan 33 dalam Al-Qur'an

"Dan ingatlah ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa putra Maryam, apakah engkau mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’’. Isa menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan kepada selain dari apa yang engkau katakan. Sesungguhnya jika aku mengatakan demikian, maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku; sesungguhnya Engkau mengetahui segala yang tersembunyi. ‘Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) yaitu: ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhmu’, dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau mewafatkanku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu’." (QS. Al-Ma'idah: 117)

Ikon Bilangan Tiga dalam Lingkaran

Misteri dan Keagungan Angka Tiga

Dalam perenungan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur'an, seringkali kita menemukan pola dan simbolisme yang mendalam, bahkan pada angka-angka yang tampak sederhana. Salah satu angka yang kerap muncul dan memiliki makna tersendiri adalah bilangan 3. Angka ini tidak hanya sekadar kuantitas, tetapi seringkali melambangkan kesempurnaan, keutuhan, atau sebuah konsep yang berkesinambungan.

Dalam ayat Al-Ma'idah di atas, kita melihat interaksi antara Allah SWT, Nabi Isa AS, dan ibunya, Maryam. Meskipun hanya ada tiga entitas yang disebutkan secara langsung dalam dialog tersebut, fokusnya adalah penegasan keesaan Allah. Konsep bilangan 3 di sini bisa diartikan sebagai representasi dari sebuah kelompok atau unit yang terkait, namun penekanannya tetap pada tauhid, menghindari syirik atau menjadikan sesuatu sebagai tandingan Allah.

Selain itu, angka tiga seringkali muncul dalam konteks sumpah Allah dalam Al-Qur'an. Sumpah dengan menyebut nama sesuatu sebanyak tiga kali, seperti pada firman Allah: "Demi malam ketika menutupi pandangan..." (QS. Al-Lail: 1), atau "Demi waktu Subuh." (QS. Al-Fajr: 1). Pengulangan ini memberikan penekanan dan menegaskan betapa pentingnya objek yang disumpah tersebut. Dalam beberapa tafsir, angka tiga juga dihubungkan dengan konsep kesaksian, di mana tiga orang saksi dianggap cukup untuk memberikan kepastian dalam beberapa urusan hukum.

Pesona Bilangan 33: Pengulangan dan Kekuatan Ganda

Jika kita beralih ke bilangan 33, angka ini merupakan pengulangan dari angka tiga, yang secara matematis menguatkan makna yang terkandung di dalamnya. Dalam Islam, kita mengenal dzikir tasbih yaitu mengucapkan "Subhanallah" yang berarti Maha Suci Allah. Dianjurkan untuk mengucapkannya sebanyak 33 kali setelah salat fardu.

Mengapa 33 kali? Pengulangan bilangan 33 ini memberikan dimensi spiritual yang lebih dalam. Ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk penghambaan diri yang terus-menerus kepada Allah SWT. Dengan mengulang dzikir ini, seorang mukmin diingatkan akan keagungan dan kesucian Allah, serta merendahkan diri di hadapan-Nya. Angka 33 dalam tasbih ini juga melengkapi 100, jika ditambah dengan bacaan tahmid (Alhamdulillah) 33 kali dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali, serta satu kali membaca "La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir," maka akan menjadi 100. Ini menunjukkan bagaimana pengulangan pada angka 33 memiliki peran penting dalam mencapai kesempurnaan hitungan dzikir.

Lebih jauh lagi, dalam beberapa hadis, disebutkan bahwa ada 33 sifat Allah yang tersembunyi, atau 33 pintu surga yang akan dimasuki oleh umat terbaik. Konsep bilangan 33 ini seolah menggemakan konsep tiga, namun dengan bobot dan penekanan yang lebih kuat. Ia mewakili sebuah pencapaian yang lebih tinggi, sebuah level kesempurnaan yang lebih matang, atau sebuah rahmat yang berlipat ganda.

Baik bilangan 3 maupun bilangan 33, keduanya membawa pesan tersendiri dalam Al-Qur'an dan ajaran Islam. Mereka mengajak kita untuk merenungi kebesaran Sang Pencipta, memahami kedalaman makna di balik setiap ciptaan-Nya, dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah dan dzikir.

Dapatkan pemahaman lebih mendalam tentang simbolisme dalam Al-Qur'an di tautan lain.