Dan dari anak-anak Lewi: Jesua bin Henadad, bersama saudara-saudaranya laki-laki; Binnui bin Henadad, bersama saudara-saudaranya laki-laki; Kadmiel, bersama saudara-saudaranya laki-laki.
Ezra 8:14 menyoroti secara spesifik beberapa nama dari suku Lewi yang turut serta dalam rombongan besar kepulangan dari pembuangan Babel. Ayat ini bukan sekadar daftar nama, melainkan sebuah pengingat tentang organisasi dan persiapan yang cermat dalam upaya pemulihan umat Israel. Suku Lewi, yang ditugaskan untuk pelayanan di Bait Allah, memegang peranan krusial dalam setiap aspek kehidupan spiritual bangsa. Kehadiran mereka dalam rombongan ini menegaskan komitmen untuk membangun kembali kehidupan rohani di tanah perjanjian.
Ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel, mereka tidak hanya membawa kembali umat secara fisik, tetapi juga membawa kembali semangat untuk membangun kembali institusi-institusi penting, termasuk ibadah dan pelayanan Bait Allah. Ayat seperti Ezra 8:14 memberikan gambaran konkret tentang siapa saja yang terlibat dalam proses pemulihan ini. Nama-nama seperti Jesua, Binnui, dan Kadmiel, bersama dengan saudara-saudara mereka, mewakili banyak individu yang rela meninggalkan kehidupan yang telah mapan di Babel demi tugas suci ini. Mereka adalah tulang punggung spiritual yang akan memimpin umat dalam ibadah dan penyembahan kepada Tuhan.
Lebih dari sekadar daftar pribadi, ayat ini juga berbicara tentang pentingnya struktur dan kepemimpinan. Keterangan "bersama saudara-saudaranya laki-laki" menunjukkan adanya unit keluarga atau kelompok yang bekerja sama. Ini menggarisbawahi bahwa pemulihan tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi melalui jaringan dukungan dan kerja sama tim. Dalam konteks sejarah Israel, suku Lewi memang dikenal memiliki struktur klan dan keluarga yang kuat, yang memfasilitasi tugas-tugas mereka dalam pelayanan. Ayat ini memberikan testimoni tentang bagaimana keluarga dan komunitas menjadi pilar dalam pelaksanaan tugas keagamaan.
Perjalanan kembali dari Babel adalah momen yang penuh tantangan. Mereka harus menyeberangi wilayah yang tidak aman, membawa serta harta benda, dan berhadapan dengan potensi perlawanan. Dalam situasi seperti itu, keberadaan para pelayan Tuhan dari suku Lewi memberikan jaminan spiritual bagi seluruh rombongan. Mereka adalah para pemimpin doa, pembawa semangat penyembahan, dan pemelihara hukum Taurat. Kehadiran mereka memastikan bahwa di tengah kesibukan fisik untuk membangun kembali fisik kota dan Bait Allah, aspek spiritual dari pemulihan tidak terlupakan.
Ezra 8:14, meskipun ringkas, adalah jendela yang membuka pandangan kita pada realitas dan kedalaman persiapan yang dilakukan umat Tuhan untuk kembali dan membangun kembali kehidupan mereka. Ini mengingatkan kita bahwa setiap gerakan pemulihan dan pembangunan kembali yang bermakna selalu melibatkan individu-individu yang setia, kerja sama tim yang kuat, dan penekanan pada fondasi spiritual yang kokoh. Nama-nama yang tercatat dalam ayat ini menjadi simbol dari sekian banyak orang yang mendedikasikan diri untuk pekerjaan Tuhan.