"Sebab karena pekerjaan Kristus ia telah berdekat pada maut, dan ia mempertaruhkan nyawanya untuk mengganti kekuranganmu dalam pelayananku."
Ilustrasi: Gambaran kasih dan pelayanan yang mengorbankan diri.
Ayat Filipi 2:30 adalah sebuah pengingat yang kuat akan pentingnya kasih, pengorbanan, dan pelayanan tanpa pamrih dalam kehidupan orang percaya. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, memberikan pujian yang tulus kepada Epafroditus, seorang rekan sekerja yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi pelayanan Injil. Ayat ini menyoroti kedalaman pengabdian Epafroditus, yang bahkan rela menghadapi bahaya maut demi menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Konteks ayat ini berada dalam bagian di mana Paulus mendorong jemaat untuk memiliki sikap Kristus, yaitu kerendahan hati, kasih, dan pelayanan. Epafroditus digambarkan sebagai teladan nyata dari prinsip-prinsip ini. Ia tidak hanya menjadi utusan jemaat untuk membawa persembahan kepada Paulus, tetapi juga menjadi pelayan setia yang tanpa lelah bekerja keras. "Pekerjaan Kristus" yang disebutkan di sini merujuk pada pelayanan Injil yang diyakini dan dijalankan oleh Epafroditus atas dasar iman kepada Kristus. Pengabdiannya begitu besar, sehingga ia mengalami sakit parah yang hampir merenggut nyawanya. Ini menunjukkan betapa besar taruhan pribadi yang ia ambil demi pekerjaan Tuhan.
Makna Pengorbanan dalam Pelayanan
Pengorbanan Epafroditus bukan hanya sekadar tindakan heroik, melainkan manifestasi dari kasih yang mendalam kepada Kristus dan sesama. Ia mempertaruhkan nyawanya bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk mengganti kekurangan pelayanan yang tidak bisa dipenuhi oleh Paulus sendiri. Ini menunjukkan bahwa pelayanan yang sejati seringkali menuntut pengorbanan yang tidak sedikit. Kita dipanggil untuk memberikan waktu, tenaga, talenta, bahkan sumber daya kita, terkadang hingga pada titik yang terasa berat. Namun, seperti Epafroditus, motivasi kita haruslah kasih kepada Kristus dan kerinduan untuk melihat pekerjaan-Nya maju.
Teladan dalam Komunitas Iman
Kisah Epafroditus juga mengajarkan kita tentang pentingnya mendukung dan menghargai mereka yang melayani dengan setia dalam komunitas iman. Paulus sangat menghargai Epafroditus dan ingin jemaat di Filipi menyambutnya kembali dengan sukacita dan rasa hormat. Dalam dunia yang seringkali menekankan pencapaian diri, kita diingatkan untuk melihat dan memuliakan mereka yang rela menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan mereka sendiri, terutama dalam pelayanan rohani.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita bersedia berkorban untuk pekerjaan Kristus. Apakah kita hanya bersedia melakukan apa yang mudah dan nyaman, ataukah kita siap keluar dari zona nyaman kita demi menyatakan kasih Kristus kepada dunia? Epafroditus adalah mercusuar yang bersinar, mengingatkan kita bahwa pelayanan yang paling berdampak seringkali lahir dari hati yang penuh kasih dan keberanian untuk memberi diri sepenuhnya. Hendaklah kita meneladani semangat pelayanan dan pengorbanannya, sehingga pekerjaan Kristus dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak jiwa. Kasih dan kesetiaan dalam pelayanan adalah inti dari panggilan kita sebagai pengikut Kristus.