Kitab Hakim-hakim merupakan salah satu bagian penting dari Perjanjian Lama yang menceritakan periode sejarah bangsa Israel setelah kematian Yosua, saat mereka dipimpin oleh para hakim. Periode ini ditandai dengan siklus pemberontakan, penindasan, dan penyelamatan oleh Tuhan melalui para hakim yang diurapi-Nya. Ayat ke-12 dari pasal pertama memberikan kita sebuah gambaran menarik tentang keberanian dan visi dari Otniel, salah satu hakim pertama Israel.
Kisah ini berawal dari pembagian tanah Kanaan kepada suku-suku Israel. Kaleb, seorang tokoh yang beriman dan setia sejak awal penjelajahan padang gurun, meminta bagian tanah yang paling menantang: Hebron dan sekitarnya, yang dikenal sebagai gurun Negeb. Ini adalah wilayah yang tandus dan penuh dengan bangsa Enak yang kuat. Permintaan ini bukan semata-mata keinginan untuk menguasai, melainkan bukti dari imannya yang teguh bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan meskipun tantangan besar menghadang.
Otniel, putra Kegana dan cucu Kenas dari suku Yehuda, adalah sosok yang patut dicontoh. Ia tidak hanya sekadar menerima apa yang diberikan, tetapi ia "mendekati" (mendesak) ayahnya untuk meminta bagian yang paling sulit. Permintaan ini mencakup tanah gurun Negeb yang kering dan mata air-mata air, yang esensial untuk kehidupan dan pertanian di wilayah tersebut. Ini menunjukkan bahwa Otniel memiliki pandangan ke depan dan keyakinan akan kemampuan Tuhan untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, bahkan di tempat yang tampaknya mustahil.
Kisah Otniel mengajarkan kita tentang pentingnya proaktif dalam menghadapi panggilan Tuhan. Terkadang, apa yang Tuhan berikan kepada kita mungkin terlihat sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai oleh kekuatan manusia. Namun, seperti Otniel, ketika kita mendekati tantangan dengan iman dan keberanian yang bersumber dari Tuhan, kita akan menemukan kekuatan dan sumber daya yang cukup. Ia tidak gentar menghadapi bangsa Enak yang kuat; keyakinannya pada janji Tuhan jauh lebih besar daripada ketakutannya.
Ayat Hakim 1:12 ini mengingatkan kita bahwa ketaatan kepada Tuhan sering kali melibatkan langkah iman yang berani. Ia tidak hanya memberikan kita tanggung jawab tetapi juga kapasitas untuk melaksanakannya. Permintaan Otniel adalah sebuah bentuk kepercayaan aktif kepada Tuhan, dan sebagai balasannya, Tuhan memberikan ia kemenangan dan kepemilikan atas wilayah yang ia minta.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mungkin dihadapkan pada "gurun Negeb" dan "mata air" yang harus kita peroleh. Ini bisa berupa pencapaian karier, pertumbuhan rohani, atau pelayanan kepada sesama. Jika kita mendekati tantangan-tantangan ini dengan semangat yang sama seperti Otniel, dengan iman kepada kemampuan Tuhan dan keberanian untuk melangkah, kita pun dapat mengalami pemenuhan janji dan kemenangan yang Ia sediakan. Ketaatan yang aktif dan beriman akan selalu mendatangkan berkat dan kekuatan yang tak terduga. Otniel menjadi teladan bagaimana keberanian yang didasari iman dapat mengubah apa yang terlihat mustahil menjadi kenyataan yang diberkati.