Ayat dari kitab Hakim-hakim 1:6 ini menorehkan sebuah peristiwa penting dalam narasi sejarah Israel kuno. Peristiwa ini terjadi pada masa awal penaklukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua dan para hakim yang menggantikannya. Ayat tersebut menceritakan tentang hukuman yang dijatuhkan kepada Adoni-Bezek, seorang raja Kanaan yang kejam dan telah melakukan banyak kekejaman.
Adoni-Bezek dikenal karena kekejamannya yang luar biasa. Ia memiliki kebiasaan memotong ibu jari tangan dan kaki para tawanan perangnya, baik tangan maupun kaki mereka. Tujuan dari perbuatan mengerikan ini adalah untuk melumpuhkan mereka, membuat mereka tidak mampu lagi mengangkat senjata dan hanya bisa memakan sisa-sisa makanan dari meja tuannya. Dengan demikian, ia memastikan bahwa mereka sepenuhnya bergantung padanya dan tidak akan pernah bisa melawan.
Ketika pasukan Yehuda mengejar bangsa Kanaan, mereka berhasil menangkap Adoni-Bezek. Kisah ini menekankan sebuah prinsip keadilan ilahi yang sering diulang dalam Alkitab: "apa yang ditabur, itu juga yang dituai." Bangsa Israel, dalam ketaatan mereka terhadap perintah Tuhan untuk membersihkan tanah Kanaan dari penduduknya yang jahat, menerapkan hukuman yang sama persis kepada Adoni-Bezek seperti yang telah ia lakukan kepada orang lain. Tindakan ini bukan hanya balas dendam, melainkan juga penegakan keadilan dan penyingkiran kejahatan dari tanah perjanjian.
Peristiwa ini mengajarkan beberapa pelajaran berharga. Pertama, ini menunjukkan konsekuensi dari kejahatan dan kekejaman. Tuhan tidak membiarkan kejahatan merajalela tanpa akibat. Keadilan-Nya, meskipun kadang tampak lambat, pasti akan datang. Kedua, ayat ini menyoroti pentingnya ketaatan bangsa Israel terhadap perintah Tuhan. Tuhan memerintahkan mereka untuk mengusir atau menghakimi bangsa-bangsa Kanaan yang telah mengamalkan banyak praktik keji, termasuk persembahan anak-anak dan penyembahan berhala. Gagal melakukan ini akan membawa konsekuensi buruk bagi Israel sendiri.
Kemenangan yang diraih oleh suku Yehuda atas Adoni-Bezek dan pasukannya merupakan awal dari penaklukan wilayah Kanaan. Namun, penting untuk dicatat bahwa penaklukan ini tidak selesai dalam satu waktu. Ada banyak pertempuran dan perjuangan yang harus dihadapi bangsa Israel di masa mendatang. Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah kemajuan dalam mengalahkan musuh iman dan musuh kejahatan dimulai dengan ketaatan dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kisah Adoni-Bezek, seorang tokoh yang teridentifikasi sebagai hakim-hakim 1 6, menegaskan bahwa dalam perjuangan melawan kejahatan, keadilan harus ditegakkan, dan setiap tindakan memiliki resonansi, baik positif maupun negatif. Kemenangan sejati tidak hanya terletak pada kemampuan fisik, tetapi juga pada integritas moral dan ketaatan pada prinsip-prinsip kebenaran ilahi. Bangsa Israel belajar, melalui pengalaman ini, bahwa mengikuti Firman Tuhan adalah kunci kesuksesan dan pemeliharaan berkat-Nya di tanah yang dijanjikan.