Hakim-Hakim 6:21

Lalu TUHAN mengulurkan ujung tongkat yang ada di tangan-Nya, dan menyentuh persembahan itu, sehingga api keluar dari batu itu dan memakan habis korban api-apian serta mezbah itu. Dan ketika orang banyak melihat itu, mereka bersorak-sorai dan bertakbir.
API!

Ayat Hakim-Hakim 6:21 merupakan sebuah momen dramatis dan penuh kuasa dalam narasi Kitab Hakim-hakim di Alkitab. Peristiwa ini terjadi pada masa ketika bangsa Israel berada di bawah penindasan bangsa Midian. Gideon, yang ditunjuk oleh Tuhan untuk menjadi hakim dan penyelamat bangsanya, dihadapkan pada sebuah tugas yang tampaknya mustahil. Ia diminta untuk melawan kekuatan musuh yang jauh lebih besar.

Sebelum memulai perjuangannya, Gideon diberi petunjuk oleh Tuhan untuk mempersiapkan sebuah persembahan. Ia mengambil seekor anak lembu, membuat roti yang tidak beragi, dan mempersembahkannya di atas sebuah batu. Batu ini kemudian menjadi semacam mezbah dadakan. Perintah ini tentu menimbulkan pertanyaan di benak Gideon, terutama setelah sebelumnya ia menyaksikan malaikat Tuhan menampakkan diri dan memberikan jaminan janji kepada-Nya.

Dalam ketegangan dan antisipasi, malaikat Tuhan yang sama hadir kembali. Dengan ujung tongkat yang ada di tangan-Nya, malaikat itu menyentuh persembahan yang telah disiapkan Gideon. Momen sentuhan itu memicu reaksi luar biasa: api keluar dari batu itu sendiri, dan api tersebut dengan cepat melahap habis seluruh persembahan, baik korban api-apian maupun mezbah batu tersebut. Ini adalah demonstrasi keilahian yang tak terbantahkan.

Makna Ilahi di Balik Api

Tindakan ini bukan sekadar pertunjukan kekuatan. Bagi Gideon, ini adalah konfirmasi ilahi yang sangat dibutuhkan. Di tengah ketidakpastian dan keraguan yang mungkin melandanya, api yang keluar dari batu itu menjadi tanda yang meyakinkan bahwa Tuhan bersamanya, bahwa misinya adalah panggilan dari Surga. Api yang memakan habis persembahan melambangkan penerimaan sempurna oleh Tuhan atas korban tersebut. Ini adalah cara Tuhan untuk menegaskan kehadiran-Nya dan memberkati serta menguduskan apa yang dipersembahkan.

Lebih dari itu, reaksi orang banyak yang menyaksikan kejadian ini patut diperhatikan. Ketika mereka melihat api ilahi tersebut, mereka bersorak-sorai dan bertakbir. Ini menunjukkan bahwa mereka juga menyadari kebesaran dan kuasa Tuhan yang bekerja melalui Gideon. Sorakan dan pujian mereka adalah respons spontan terhadap manifestasi kuasa ilahi yang nyata. Mereka tergerak untuk mengakui Tuhan.

Peristiwa Hakim-hakim 6:21 menjadi pengingat yang kuat akan karakter Tuhan. Dia adalah Tuhan yang menjawab doa, yang memberikan tanda bagi mereka yang mencari-Nya, dan yang hadir di tengah kesulitan umat-Nya. Api dari batu itu adalah simbol dari kehadiran Tuhan yang membakar segala ketidakmurnian dan keraguan, sekaligus memberikan kehangatan dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Bagi setiap orang yang merenungkan ayat ini, ia menawarkan pelajaran tentang iman, penyerahan diri, dan keyakinan bahwa Tuhan selalu memiliki cara untuk menunjukkan kuasa dan kasih-Nya, bahkan dalam situasi yang paling genting sekalipun. Ini adalah bukti bahwa dengan Tuhan, segala sesuatu mungkin terjadi.